News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ahok Bebas

Kesetiaan Ahoker, Sampai Menginap Nantikan Ahok Bebas hingga Gelar Doa Bersama

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjelang keluar dari Rutan Mako Brimob Polri, Kamis (24/1/2019) pagi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok hari ini, Kamis (24/1/2019) dinyatakan bebas karena telah menjalani masa hukumannya terkait kasus penodaan agama.

Kabar Ahok bebas tersebut telah berhembus sejak beberapa pekan lalu.

Baca: Hotman Paris Protes Dirinya Disebut Akan Bersaing dengan Ahok: Saya Tidak Mau Dikaitkan

Ahoker, sebutan untuk orang-orang yang mendukung Ahok pun menanti-nantikan momen Ahok keluar dari Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.

Berdasarkan pantauan Warta Kota, ada lima orang kelompok Ahoker itu yang berkumpul persis di halte depan GPIB Gideon, tepat di samping Mako Brimob, Rabu (23/1/2019) siang.

Mereka kompak mengenakan kemeja motif kotak-kotak, yang selama ini identik dengan pakaian pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Tak cuma itu, mereka juga datang membawa spanduk bertuliskan 'Kongkow dan Ngobrol Ahoker. Sampai Kapan pun Perjuangan Tak Pernah Usai'.

Kelima pendukung yang tampak muncul itu terdiri atas empat laki-laki dan satu perempuan. Rata-rata berumur 50 tahun ke atas.

Ustaz Wibowo (50), salah satu Ahoker yang ditemui Warta Kota, mengaku dia dan rekan-rekannya telah berada di sekitar Mako Brimob sejak Minggu (20/1/2019).

Namun mereka hanya berkumpul sambil ngobrol di rumah makan atau warung kopi.

"Kita sudah dari tanggal 20 di sini. Nongkrong di warung-warung," ujar Wibowo.

Meski kebebasan Ahok masih satu hari lagi, Wibowo mengaku tak masalah datang berhari-hari sebelumnya.

"Ya, enggak apa-apa. Kita kan juga dulu tidur di sini 40 hari. Nah, sekarang kan Pak Ahok mau bebas. Kita datang lagi," kata Ahoker asal Depok itu.

Pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang setia menanti Ahok dibebaskan dari penjara Mako Brimob, di halte depan GPIB Gideon, tepat di samping Mako Brimob, Rabu (23/1/2019) siang.Mereka membentangkan spanduk (Warta Kota/Gopis Simatupang)

"Ya, kita bersimpati aja. Kita mau menunjukkan bahwa kita setia kepada Pak Ahok, kita bangga kepada Pak Ahok. Kita sambut dia pulang biar semangatnya juga tetap ada," ucap Wibowo.

Ismet (60), pendukung Ahok lainnya, juga mengaku telah hadir sejak tiga hari lalu.

Dia juga ingin menunjukkan bahwa Ahok tak kekurangan pendukung meski mendekam di dalam penjara selama nyaris dua tahun.

"Ya, kita memang sengaja datang untuk dukung Pak Ahok. Kita datang sukarela, tanpa pamrih. Nanti malam juga teman-teman yang lain akan datang," katanya.

Rabu kemarin siang, pengamanan di depan Mako Brimob masih tampak normal. Petugas bersenjata lengkap yang berjaga di dekat gerbang masuk tak sampai sepuluh.

Akan tetapi, ada pemandangan berbeda dibandingkan sebelumnya.

Jika sebelumnya petugas masih menyediakan jalur keluar-masuk kendaraan sekitar empat meter, kini jalur itu telah diberi penghalang berupa traffic cone.

Baca: Kalapas Terkesan Sikap Ahok Selama Dipenjara, Belum Pernah Temui Napi Seperti BTP

Orang memang masih bisa masuk, namun harus melalui pemeriksaan ketat.

Pendukung Ahok yang datang belum banyak, arus lalu lintas di depan Mako Brimob pun masih ramai lancar.

Rela Menginap Demi Lihat Sosok Ahok

Meski Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pernah menuliskan surat agar pendukungnya tidak hadir, namun nyatanya ada beberapa kelompok Ahoker itu muncul di Mako Brimob Kelapa Dua.

Mereka bersikukuh dan malah berencana menginap demi menyambut BTP keluar dari Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Kota Depok, tempat BTP ditahan selama ini.

Baca: Ahok Disarankan Tahan Hasrat Segera Kembali Ke Dunia Politik

"Rencananya, nanti, kita pada nginep ini," ujar Ustaz Wibowo (50), Ahoker asal Depok, kepada Warta Kota, Rabu (23/1/2019) siang.

Saat itu, Ustaz Wibowo bersama empat orang rekannya, tampak hadir dan berkumpul di depan GPIB Gideon, tepat di samping Mako Brimob.

Mereka masih menunggu rekan lainnya.

Ustaz Wibowo memahami pesan Ahok agar pendukungnya tidak datang menjemput. Namun, dia berjanji tidak mengganggu ketertiban.

"Ya, itu kan kalau kita jemput mengakibatkan kemacetan, mengakibatkan keributan. Kita kan enggak melakukan itu. Kita enggak orasi, enggak apa. Kita cuma ngobrol-ngobrol aja," bilang Wibowo saat disinggung pesan Ahok untuk tidak dijemput.

"Kita cuma pake karpet aja. Nanti kita lihat mana toko yang kosong. Kita udah komitmen di grup (WA) juga. Kita enggak akan membuat macet, enggak akan buat keributan. Hanya menunjukkan kita ada. Kita enggak orasi," tuturnya.

Mereka pun tidak pasang target harus bertemu atau mendapat sapaan dari Ahok.

"Kita disapa (Ahok) senang, tidak disapa juga enggak apa-apa. Melihat aja kita udah senang," ujar Ismet (60), Ahoker asal Tangerang, saat ditemui Warta Kota di depan GPIB Gideon, persis di samping Mako Brimob, Rabu (23/1/2019).

Dia menyampaikan, tujuan dia dan teman-temannya ke Mako Brimob yang utama adalah ingin menunjukkan bahwa pendukung Ahok masih tetap ada.

Ismet berharap, dukungan ini membuat Ahok bersemangat dalam menjalani kehidupan selanjutnya.

"Kalau untuk ketemu saat Pak Ahok keluar tidak perlu. Orang kita juga sering kok ikut ke dalam nengokin Pak Ahok," ucap Ismet.

Sementara itu, Ustaz Wibowo (50), Ahoker lainnya, berharap, Ahok dapat terus berbakti kepada negara selepas bebas dari balik jeruji besi.

Ahokers gelar doa bersama dan nyalakan lilin, Rabu (23/1/2019). ((KOMPAS.COM/CYNTHIA LOVA))

Menurutnya, mantan suami Veronica Tan itu punya banyak kualitas yang bisa diberikan untuk bangsa.

"Ada yang berpendapat agar Pak Ahok jadi gubernur di provinsi lain, ada yang usul Pak Ahok bikin partai sendiri," katanya.

"Pak Ahok sebagai ketua umumnya, tapi tidak calon presiden, tidak DPR, seperti Bu Megawati. Yang penting berbakti untuk bangsa," ucap Wibowo lagi.

Tentang kabar yang berhembus bahwa Ahok akan segera menikah selepas bebas, Wibowo tak berkomentar banyak. Menurut dia, asal baik untuk Ahok, dia mendukung saja.

"Oh, itu (menikah) urusan pribadi beliau lah. Mau cerai, mau nikah, masalah rumah tangga itu biasa," katanya.

Wibowo menambahkan, sudah sejak empat hari lalu dia dan teman-temannya berkumpul di sekitar Mako Brimob. Namun, mereka lebih sering berkumpul di rumah makan.

"Biasanya kita dari siang ke sini, malamnya baru pulang. Tadi malam jam 12 baru pulang," katanya.

Para Ahoker, kata dia, memang sudah sejak lama janjian melalui grup WhatsApp untuk berkumpul di sekitar Mako Brimob.

Mereka sepakat muncul dengan seragam khas yakni kemeja kotak-kotak.

Dia juga memerkirakan tidak banyak pendukung yang akan datang. Selain karena telah disarankan Ahok agar tidak menjemput, banyak Ahoker yang punya kesibukan lain.

"Perkiraan saya sih enggak begitu banyak yang datang, di bawah 100 (orang). Karena ada juga teman-teman yang dilibatkan untuk acara lain, seperti ulang tahun Bu Megawati, Taman Aspirasi. Teman banyak juga ke sana," kata Wibowo.

Baca: Politikus PDI Perjuangan : Ahok Beri Contoh Warga Negara yang Baik

Wibowo menambahkan, dia dan rekan-rekannya yang hadir rata-rata bekerja sebagai wiraswastawan, sehingga punya waktu fleksibel untuk datang ke Mako Brimob, bahkan di jam kerja sekalipun.

Wibowo sendiri mengaku memiliki usaha kos-kosan. 

Pendukung Ahok Gelar Doa Bersama

Tidak ada yang mengetahui persis kapan tepatnya Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok keluar dari Rutan Mako Brimob hingga beredar foto Ahok di media sosial, terutama di akun instagram resmi Ahok maupun putranya, Nicholas Sean Purnama.

Dalam foto yang beredar di media sosial, Ahok nampak mengenakan busana kasual, dengan kemeja lengan panjang bermotif kotak-kotak paduan warna biru dan hitam serta celana jins berwarna biru pudar.

Baca: Barisan Tjahaja Purnama Buat Acara Syukuran di Lokasi Ikonik Ahok

Awak media yang telah menunggu sejak kemarin pun tak mendapatkan visual detik-detik Ahok meninggalkan Rutan Mako Brimob.

Terlepas dari keberadaan Ahok yang sampai sekarang belum diketahui keberadaannya, dukungan dan ucapan syukur terus bergulir dari para pendukung Ahok, baik dari kalangan politisi maupun masyarakat umum.

Sore ini, perkumpulan masyarakat yang menamakan diri Barisan Tjahja Purnama membuat sebuah acara bertajuk "BTP Welcome Back" dan berlangsung di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Jakarta Barat, Kamis (24/1) siang.

Dalam acara ini sendiri, beberapa acara telah disusun. Pertama, Barisan Tjahja Purnama akan mengawalinya dengan doa lintas agama untuk kebebasan Ahok.

Perayaan yang dilakukan para pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Jakarta Utara, pada Kamis (24/1/2019) sore. (Fitri Wulandari/Tribunnews.com)

Dilanjutkan dengan orasi perwakilan, testimoni dari mereka yang pernah membela Ahok, dan hiburan musik Ahoker.

Inisiator acara, Peter menjelaskan acara ini dibuat untuk menggalang kembali kekerabatan kekeluargaan sesama pendukung Ahok alias Ahoker, sekaligus menyambut kebebasan mantan Gubernur DKI itu.

"Tujuan acara ini untuk menggalang kembali kekerabatan kekeluargaan sesama ahoker, dimana dulu kita berjuang bersama. Nah ini momen yang tepat untuk kita kumpul kembali dan kita mau mensuarakan lagi spirit Ahok melalui kegiatan ini," kata Peter di RPTRA Kalijodo, Jakarta Barat, Kamis (24/1/2019).

Selain itu, acara ini sengaja digelar untuk meminimalisir Ahoker supaya tidak berkerumun di Mako Brimob, Depok, tempat Ahok di penjara.

Peter mengatakan digelarnya acara ini bersifat spontanitas, tepatnya Rabu (23/1) malam sebelum Ahok resmi bebas dari penjara keesokan harinya.

"Spontanitas. Jadi kita bikinnya satu hari. Semalm kita saling kontek ketua umum Organ. Setelah ada belasan ketum organ setuju, oke kita bergerak. Untuk sama-sama kita mensyukuri bebasnya pak ahok," ujarnya.

Alasan mereka memilih lokasi RPTRA Kalijodo, selain memerlukan tempat yang luas dan ikonik, ahokers juga sangat familiar dengan tempat ini.

Baca: Grace Natalie Ungkap Kebahagiaannya Dengar Ahok Bebas

Bagaimana tidak, RPTRA Kalijodo merupakan buah dari kebijakan Ahok ketika menjabat Gubernur DKI dengan menyulap tempat yang dikenal sebagai lokasi prostitusi, menjadi tempat publik khusus anak beraktivitas.

"Kita tau bahwa ini berapa puluh tahun jadi tempat seperti apa, tempat berbuat maksiat. Kemudian jaman pak Ahok berani mengubah tempat ini untuk jadi bermanfaat bagi masyarakat, hingga tempat ini sangat berubah 180 derajat fungsinya dari hal yan sangat negatif sampai membawa kebahagian bagi warga sekitar dan warga jakarta pada umumnya," pungkasnya. (Warta Kota/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini