News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Benarkah Jokowi Panik dan Ofensif? Ini Penjelasan Lengkap Ketua TKN Erick Thohir

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Relawan milenial Jokowi-Amin Kita Satu, mengajak ketua TKN Jokowi Amin, Erick Thohir untuk ngobrol bareng Erick Thohir di resto Tavern Semarang minggu (3/2). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Kalau selama ini Jokowi terkesan diam, cuek, bahkan ogah merespons serangan lawan politik dalam Pilpres 2019, belakangan ini capres nomor urut 01 ini mulai bersuara lantang.

Oleh beberapa pihak, bahkan Jokowi disebut kini tak segan-segan menyerang.

Di sisi lain, oleh kubu Prabowo-Sandi, Jokowi disebut sedang panik akibat elektabilitas makin mepet sehingga memakai strategi menyerang.

Ketua TKN Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Erick Thohir pun berbicara dan meluruskan semua permasalahan itu sehingga bisa dipahami yang sebenarnya terjadi.

Erick berangkat dari pernyataan pihak Prabowo-Sandi yang berusaha menggoreng seakan-akan Jokowi panik karena selisih elektabilitas kedua pasangan itu makin mengecil.

Fakta yang ada, berdasarkan hasil riset lembaga survei resmi dan diakui KPU, selisih suara kedua pasangan minimal 20 persen.

Baca: Jokowi Hadiri Syukuran 72 Tahun HMI di Rumah Akbar Tandjung

Hanya ada dua lembaga survei yang menyatakan selisihnya sudah berkurang. Yakni lembaga Media Survei Nasional (Median) dan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis).

"Kita harus lihat track record. Kita harus berkaca pada lembaga survei yang asosiasinya masuk ke KPU. Jadi lembaga survei yang diakui KPU itu memberi data kedua paslon itu bedanya masih 20 persen," kata Erick, pengusaha muda pendiri Grup Usaha Mahaka itu.

Baca: TERPOPULER: Disinggung Soal Penculikan 1998, Prabowo Subianto: Saya Tidak Kemana-mana

Kecelakaan Bus di Purwakarta

Sebagai pengingat, pada 2014, Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) memutuskan untuk mengeluarkan Jaringan Suara Indonesia (JSI) serta Pusat Studi Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) dari keanggotaan Persepi.

Pangkal masalahnya, kedua lembaga tak bisa mempertanggungjawabkan publikasi hasil hitung cepat Pilpres 2014 bahwa Prabowo-Hatta unggul dengan selisih 1%-2% suara.

Baca: Kader PSI Parepare Mundur Massal, Soroti Transparansi Keuangan Hingga Poligami

Nah, lanjut Erick, kalaupun survei Median dan Puskaptis itu hendak diakui, jika dihitung rata-rata selisih elektabilitas kedua pasangan calon, masih di angka 15-18 persen.

Semuanya dengan kemenangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin. Sehingga aneh bila disebut Jokowi-Ma'ruf panik. Yang terjadi seharusnya adalah sebaliknya.

"Intinya, kalau dikatakan Jokowi panik karena survei, jawabannya tidak," kata Erick, yang diketahui sukses menginisiasi penyelenggaraan turnamen sepakbola Piala Presiden itu.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini