Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni dan Ketua Litbang PSI Alan Singkali didampingi oleh Ketua DPW PSI Sulut Melky Pangemanan memulai Safari Toleransi di Sulawesi Utara.
Safari Toleransi bertujuan untuk berdiskusi dengan tokoh-tokoh agama mengenai problem intoleransi yang menjadi satu di antara beberapa masalah utama bangsa kita dan bersama mencari solusinya.
Baca: PSI Sebut Seruan Moral KWI Mencerahkan dan Layak Jadi Panduan
PSI bertemu dengan pemimpin Sinode dan Keuskupan di Sulut.
Pertemuan pertama hari ini dimulai dengan kunjungan ke Sinode Am Gereja-gereja (SAG) di Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo.
"Saya bertemu dengan Sekjen SAG Pdt. Zakarias Wahyu Widodo, M.Th. SAG mengkoordinir 13 Sinode di kawasan," ujar Raja Juli Antoni, Senin (4/3/2019).
"Selanjutnya saya silaturahmi ke Keuskupan Menado. Saya bertemu dengan Pastor Kris Ludong, Ketua Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Keuskupan Manado," imbuh Toni, sapaan akrabnya.
Selain itu, Toni juga bertemu dengan Pdt. Dr. Hein Arina, Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) dan Pdt. Joy Makienggung Ketua Sinode Gereja Masehi Protestan Umum (GMPU).
Dalam tiap pertemuan PSI dan Keuskupan di Sulut sepakat bahwa intoleransi harus dilawan oleh partai nasionalis ideologis yang tidak berkompromi dengan kepentingan politik elektoral.
Baca: Setara Institut Sebut Kasus Intoleransi Cukup Tinggi dalam 11 Tahun Terakhir
"PSI diapresiasi sebagai partai baru yang memiliki platform jelas dan tegas membela hak warga negara. Tidak lupa para pendeta dan pastor memberikan doa agar PSI lolos parliementary threshold atau ambang Batas Parlemen 4 persen agar agenda-agenda melawan intoleransi dapat diwujudkan PSI di Senayan," pungkas Toni.
Besok Safari Toleransi dilanjutkan ke Kota Kotamobagu untuk bertemu dengan Sinode Gereja Masehi Injili di Bolaang Mangindow (GMIBM), Paroki Kristus Raja Kotamobagu, Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Tiberias Kotamobagu.