Laporan Reporter Warta Kota, Junianto Hamonangan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah kapal nelayan penangkap cumi-cumi, KM Riki Baru, terbakar di perairan Kepulauan Seribu pada Senin (11/3/2019) malam.
Sebanyak 18 anak buah kapal (ABK) berusaha menyelamatkan diri dengan terjun ke laut. Akibatnya 3 orang tewas tenggelam, 14 orang selamat, dan seorang masih dicari.
Kasubdit Patroli Air Ditpolair Korpolairud Baharkam Polri Kombes Pol Makhruzi Rahman mengatakan, peristiwa itu terjadi sekira pukul 19.00 WIB. Ketika itu kapal diketahui mencari cumi.
"Jadi terjadi kebakaran kapal jenis kapal pancing cumi. Kapal berangkat dari Pelabuhan Muara Baru tanggal 16 Februari 2019. Kemudian pada tanggal 11 Maret 2019 pukul 19.00 WIB terbakar," kata Makhruzi, Selasa (12/3).
Jadi kebakaran terjadi setelah hampir sebulan kapal itu berlayar. KM Riki Baru terbakar di perairan sebelah timur laut Pulau Paniki, Kepulauan Seribu. "Dari 18 ABK, 14 orang yang selamat, yang 3 tewas, yang satu masih dicari," ujar Makhruzi.
Makhruzi menjelaskan, pihaknya langsung bergerak melakukan pencarian menggunakan KP Pelatuk-3013 tidak lama setelah mendapat informasi terbakarnya kapal KM Riki Baru.
Baca: Saham Boeing Langsung Ambles Begitu Sejumlah Negara Eropa Larang Terbangkan 737 Max Series
"Dari mulai jam 12 malam kita berangkat dari Tanjung Priok, ketemunya tadi pagi jam 7. Alhamdulillah kita menemukan ABK yang kita cari melalui kegiatan SAR. Ketemu di timur laut Pulau Paniki," ujarnya.
"Ditemukannya kurang lebih sekitar 21 mil dari lokasi kebakaran. Mereka semua ini berenang-renang," tambah Makhruzi.
Selanjutnya seluruh korban selamat dan tiga korban tewas dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. "Yang korban lainnya itu diangkut oleh kapal Basarnas. Kemudian korban semuanya kita kirim ke RS Polri Kramat Jati," kata Makhruzi lagi.
Baca: Sempat Ditanyai Polisi, Pria Ini Selamat dari Kecelakaan Maut Boeing 737 Max 8 Ethiopian Airlines
Terbakarnya KM Riki Baru diduga terjadi pada saat pengisian air radiator di kapal.
"Dugaan awal, pengisian radiator. Pada saat mengisi radiator tiba-tiba ada percikan api sehingga menimbulkan kebakaran," katanya.
Ditemukan sudah lemas
Komandan KP Pelatuk-3013, Ipda Erwin Saputra mengatakan, pihaknya langsung bergerak ke perairan sebelah timur laut Pulau Paniki, Kepulauan Seribu, tidak lama setelah mendapat informasi KM Riki Baru terbakar.
"Kemarin kita dapat laporan jam 11 malam. Tiba di TKP sekitar pukul 3 lewat. Kita langsung melakukan penyisiran dan korban ditemukan pukul 7 pagi," ucapnya, Selasa (12/3). Saat itu, ada 6 korban yang ditemukan.
Pada saat ditemukan, keenam korban dalam kondisi berpegangan pada sejumlah benda agar bisa tetap mengapung di atas air, sembari menunggu diselamatkan petugas yang datang memberikan pertolongan.
"Ada sebagian yang berpegangan menggunakan badan kapal. Ada juga yang berpegangan pada galon air minum dari kapal tersebut," kata Erwin.
Kondisi keenam korban selamat itu sudah dalam keadaan lemas saat dievakuasi ke KP Pelatuk-3013 karena terapung-apung semalaman di laut. Petugas pun lalu memberikan pertolongan pertama pada keenam orang tersebut.
Jika dihitung dari waktu terbakarnya kapal KM Riki baru pada Senin (11/3) malam pukul 19.00, lalu para korban terjun ke laut, dan mereka baru ditemukan Selasa (12/3) pagi pukul 07.00, berarti korban-korban itu terapung-apung di laut selama sekitar 12 jam.(jhs/jos)