TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gerakan Alumni UI untuk Jokowi-Amin bekerjasama dengan Gerak Cepat, Kita Satu dan Alumni Trisakti menggelar acara “Nonton Bareng Debat Cawapres” di The Pallas, SCBD, Minggu (17/3/2019).
Acara ini dihadiri ratusan peserta yang mayoritas terdiri dari kalangan generasi muda berusia 18 – 30 tahun yang merupakan pendukung pasangan calon 01, pemilih pemula, serta pemilih yang belum menentukan pilihannya atau swing voters.
Sebelum debat cawapres berlangsung, dilakukan pemutaran film “Reformasi 98” yang merupakan rilis film pertama tentang peristiwa perjuangan mahasiswa menggulingkan rezim Orde Baru di bulan Mei 1998 dengan cuplikan gambar yang baru didapatkan dari berbagai sumber di luar negeri.
Pemutaran dan diskusi film “Reformasi 98” menghadirkan Nia Dinata, produser dan sutradara film; dan Wanda Hamidah, caleg DPR RI dari Nasdem sekaligus aktivis dan alumni Universitas Trisakti ’98; dengan moderator Ruben Donny.
“Acara nobar debat cawapres yang dikemas dengan pemutaran dan diskusi film documenter berjudul “Sejarah Yang Tak Pernah Diajarkan Di Bangku Sekolah” ini merupakan upaya edukasi politik yang serius tapi santai agar kaum muda paham dan mengenal lebih jauh pasangan calon pilihannya sekaligus melek sejarah politik yang terjadi di masa lalu. Kami berkepentingan untuk menyampaikan kepada kaum muda agar dalam pemilihan presiden nanti tidak memilih paslon yang pernah terlibat pelanggaran HAM berat agar kasus-kasus HAM yang terjadi bisa diselesaikan secara tuntas,” ujar Nia Dinata dalam keterangannya, Senin (18/3/2019).
Selain pemutaran film “Sejarah Yang Tak Pernah Diajarkan Di Bangku Sekolah”, acara nobar debat cawapres juga diisi dengan diskusi dan dialog untuk mengenal lebih dekat sosok cawapres 01, Kyai Haji Ma’ruf Amin, menghadirkan Jajang C. Noer, aktris dan budayawan; Guntur Romli, politisi PSI dan intelektual muda NU; serta Romzi Ahmad, Education Director of Al- Shighor Foundation dan intelektual muda NU.
“Banyak kaum muda yang masih belum menentukan pilihannya karena tidak mengenal dekat paslon yang berkontestasi di pilpres. Tugas kami melalui acara seperti ini adalah untuk menjelaskan rekam jejak, pengalaman, serta pencapaian K.H. Ma’ruf Amin agar pemilih muda paham dan yakin cawapres paslon 01 inilah yang layak dipilih,” kata Guntur Romli.
Ketua Gerakan Alumni UI Untuk Jokowi-Amin, Fajar Soeharto, menambahkan, “masih banyak kaum muda yang belum tahu persis sosok K. H. Ma’ruf Amin, terutama karena melihat penampilan beliau yang mungkin dianggap kurang modern, sehingga mereka merasa kurang terwakili. Ini antara lain yang melatar belakangi inisiatif kami melakukan acara nobar debat yang diperkaya dengan diskusi politik yang interaktif. Kami menghadirkan tokoh muda intelektual yang bisa menjelaskan langsung kompetensi dan prestasi KH Ma’ruf Amin karena tokoh-tokoh muda ini kenal betul serta memiliki kedekatan hubungan dengan beliau.”
“Antusiasme dan semangat anak muda setiap nonton debat capres atau cawapres semakin meningkat. Peminat acara nobar semakin banyak. Keinginan untuk melek politik seperti ini harus didukung. Untuk menjadi pemilih yang baik, kita semua harus mengenal, mencari tahu soal siapa calon yang akan kita pilih. Apalagi kita tahu banyak berseliweran informasi atau berita yang kadang sulit untuk diverifikasi, bersifat sensasional, serta cenderung tak bermakna. Program debat inilah yang bisa menjadi ajang untuk mengenal isi pemikiran capres maupun cawapres yang akan dipilih,” ujar Nia Dinata.
Acara nobar debat cawapres dipandu oleh MC Melissa Karim, dan DJ MRA yang melakukan atraksi live performance sepanjang acara berlangsung.
Acara nobar debat cawapres ini merupakan salah satu kegiatan yang digelar oleh Gerakan Alumni UI Untuk Jokowi-Amin dengan dukungan penuh para sahabat dari alumni perguruan tinggi dan komunitas relawan.
“Mengalirnya berbagai dukungan penuh dari kelompok intelektual dan relawan dalam berbagai bentuk kegiatan, dari deklarasi, kegiatan akar rumput, hingga forum-forum diskusi seperti nobar ini, kami yakin sangat berpengaruh bagi kemenangan paslon 01 Joko Widodo dan K. H. Ma’ruf Amin di pilpres 2019,” kata Fajar Soeharto. (Reynas Abdila/Tribunnews)