TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Soetrisno Bachir mengatakan menjadi pengusaha di Indonesia lebih mudah dibandingkan negara lain.
“Lebih mudah dibandingkan di India, Bangladesh karena alam Indonesia yang gemah rimpah loh jinawi, dan tinggal bagaimana dikembangkan semaksimal mungkin yang bisa memberikan nilai tambah,” kata Sutrisno Bachri usai jadi pembicara di Simposium Ekonomi Indonesia, yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Muahammadiyah (IMM) di Auditorium Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Sabtu (23/3/2019).
Sutrisno Bachir mendorong pengusaha jangan hanya menjual barang material tapi barang jadi sehingga bisa memberikan nilai tambah.
Pemerintahan Jokowi, kata Sutrisno Bachir telah berkomitmen dalam hal memajukan industrialisasi.
“Bangsa tidak akan ada lompatan kemajuan tanpa adanya industri. KEIN ini berperan bagaimana menjadi negara ini menjadi negara industri karena kesejahteraan tidak ada terealisasi tanpa indutrialisasi,” katanya.
Saat ini Indonesia yang masih banyak di suplai barang-barang kebutuhan industrinya dari luar negeri, salah satunya pedagang yang berasal dari Tionghoa.
“Kita harus akui itu dan itu di mana-mana adanya ‘Made In China’,” katanya.
Baca: Gerakan Aktivis Reformis Bela Indonesia: Pemerataan Ekonomi Era Jokowi Berhasil
Soetrisno Bachir mengatakan, saat ini kondisi ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi membaik dari tahun ke tahun.
“Kemiskinan menurun, kesenjangan semakin berkurang, pengangguran berkurang dan inflasi rendah dan ini sebagai prasyarat untuk program kesejahteraan bisa berjalan,” katanya.
Soetrisno meyakini, bila Jokowi kembali mendapatkan kepercayaan memimpin Indonesia lima tahun ke depan, bukan tidak mungkin ekonomi bisa tumbuh 7 persen.
"Syaratnya situasi keamanan pascapemilu aman-aman saja," katanya.