TRIBUNNEWS.COM - Sejak Februari hingga Maret 2019, ratusan warga di Ponorogo, Jember, Jombang, dan Mojokerto, Jawa Timur, diam-diam pindah ke Pondok Pesantren Miftahul Falahin Mubtadi'in (MFM) di Kasembon, Kabupaten Malang.
Belakangan mereka pindah untuk mengikuti persiapan "akhir zaman". Mereka adalah Jamaah Thoriqoh Musa di Ponpes Kasembon yang meyakini kiamat akan datang dalam waktu dekat.
Selain meninggalkan keluarga dan pendidikan anak, mereka pun menjual semua aset jauh dibawah harga pasaran, sebelum berangkat ke Ponpes Kasembon. Rumah dan tanah yang berharga 150 juta rupiah, misalnya, dijual hanya 35 juta! Pun, hewan ternak dihargai sangat murah.
Warga menggunakan hasil penjualan sebagai bekal hidup di Ponpes Kasembon sampai "akhir zaman", yang diprediksi pada 2022, tiba.
Baca: Berita Timnas U-23 Indonesia - Mengulang Sejarah hingga Taktik Kunci Lawan
Apa yang melatarbelakangi warga berbondong-bondong pindah ke Ponpes Kesambon? Apakah benar "akhir zaman" akan terjadi sebentar lagi?
Dan, bagaimana Pemerintah Propinsi Jawa Timur menangani fenomena sosial ini?
Jurnalis Kompas TV Aiman Witjaksono berkunjung ke Pondok Pesantren Kasembon untuk melihat secara langsung persiapan "akhir zaman", dimana seluruh logistik disiapkan untuk ribuan orang, bahkan.
Aiman juga mewawancarai pengasuh Ponpes Kasembon, Muhammad Romli Sholeh (Gus Romli) yang kini tengah diinvestigasi pemerintah dan MUI setempat atas arahan Gubernur Jawa Timur.
Selain itu, Aiman juga menemui Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa, untuk mengetahui bagaimana pihaknya bersikap.
Saksikan program AIMAN dalam episode "TERSIHIR ISU KIAMAT" yang akan tayang Senin, 25 Maret 2019 pukul 20.00 WIB di Kompas TV. (Anna Ariestania/ Kompas TV).
>