TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengklarifikasi soal video kunjungannya ke Pondok Pesantren Nurul Cholil di Bangkalan, Madura, Sabtu (30/3/2019).
Dari video yang beredar di media sosial, tampak Luhut tengah memberikan amplop putih kepada Kiai Zubair Muntasor.
Luhut menjelaskan, ia memang memberikan "bisyaroh" kepada Kiai Zubair untuk membantu pengobatannya.
Baca: Prabowo: Kebocoran Anggaran Saya Hitung Rp 1.000 Triliun, Bukan Dibantah Tapi Dihina
Menurut Luhut, Kiai Zubair memiliki masalah kesehatan. Sebagai tamu dan berniat untuk menjenguk, ia pun membalas sambutan hangat dengan memberikan bantuan.
"Sebagai tamu yang dijamu dan disambut dengan hangat, saya hanya dapat membalas dengan memberi bisyaroh sekadarnya untuk membantu pengobatan Beliau (Kiai Zubair)," ujar Luhut melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Jumat (5/4/2019).
"Saya pun lebih dulu diberi oleh-oleh berupa batik dan batu akik. Begitulah tradisi yang kami lakukan untuk menjaga tali silaturahim," kata dia.
Baca: Berikan Amplop ke Ulama, Menteri Luhut Dilaporkan ke Bawaslu
Luhut menyesalkan adanya pihak-pihak yang mengatakan adanya jual beli suara dalam pertemuan tersebut. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 15 menit itu, Luhut mengaku hanya menitipkan pesan agar jangan sampai ada umat atau santri yang golput pada Pemilu 2019.
"Bagi saya, fitnah yang keji itu mencoreng kehormatan terutamanya KH Zubair Muntasor dan pondok pesantren yang diasuhnya," kata Luhut.
Mantan Menko Polhukam itu mengimbau agar para elite politik mengedepankan pikiran jernih dan hati yang bersih ketimbang prasangka buruk serta penuh kecurigaan. Ia berharap, penyelenggaraan Pemilu 2019 tidak dirusak oleh kepentingan sesaat para elite.
"Sebelum bertindak bertanyalah dan berdialoglah dengan hati nurani yang paling dalam untuk melakukan sesuatu yang terbaik," kata Luhut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjelasan Luhut soal Video Pemberian Amplop Saat Berkunjung ke Ponpes di Madura"