Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan merilis pemasangan Buoy Tsunami Merah Putih, Rabu (10/4/2019).
Hal tersebut diungkapkan Kepala BPPT, Hammam Riza setelah dirinya kembali dari Aceh, Jumat (5/4/2019).
Kedatangan Hammam Riza ke Aceh dalam memberikan kuliah umum di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) sekaligus 'membakar semangat' para milenial di kampus tersebut agar bisa menciptakan bisnis berbasis teknologi digital.
Baca: Remaja 19 Tahun Menderita Penyakit Mengerikan Usai Begadang Sambil Main Gadget
Aceh menjadi daerah terdampak paling parah akibat bencana tsunami pada 2004 lalu, selain sejumlah kawasan lainnya di Pacific ring of fire.
Di Aceh, Hammam sempat napak tilas ke Masjid Rahmatullah yang berlokasi di dekat pantai Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar.
Hanya berjarak 500 meter dari tepi pantai, masjid tersebut menjadi saksi bisu keganasan tsunami yang melumpuhkan aktivitas dan menewaskan begitu banyak orang di provinsi tersebut pada 2004 silam.
Saat itu, bangunan ibadah tersebut tetap kokoh meskipun gelombang setinggi 30 meter menerjang pesisir pantai.
Baca: Arah Cengkareng Selesai, PT JKC Lanjutkan Pengerjaan Jembatan Kunciran Junction Arah Merak
Jauh sebelum berangkat ke Aceh, Hammam telah merencanakan untuk melakukan deploy atau menyebarkan Buoy Tsunami Merah Putih pada April ini.
Setelah kembali dari Aceh, ia pun mengumumkan bahwa BPPT akan merilis Buoy Merah Putih pada 10 April mendatang.
Ia meminta doa kepada seluruh pihak agar pemasangan Buoy yang rencananya akan diletakkan di kawasan Gunung Anak Krakatau (GAK) itu bisa berlangsung lancar.
"Kami BPPT mohon doa agar diberi kemudahan dan kelancaran, supaya 10 April besok, Buoy dapat dipasang di kawasan Gunung Anak Krakatau," ujar Hammam, dalam pesan singkatnya, Minggu (7/4/2019).
Pemasangan Buoy tersebut, kata Hammam, akan menggunakan kapal riset Baruna Jaya milik BPPT dan membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 hari.
Nantinya, setelah selesai melaksanakan tugasnya, kapal tersebut akan melakukan tugas lainnya yakni mensurvey landas kontinen.
Baca: Pencuri Motor di Garut Tabrak Polisi yang Mau Menangkapnya, Mereka Juga Meneriaki Polisi Begal
"Pemasangan akan memakan waktu sekitar 2-3 hari layar, kemudian usai itu Baruna Jaya akan melaksanakan survey landas kontinen," jelas Hammam.
Perlu diketahui, Badan yang berfokus pada bidang teknologi itu akan merilis 3 Buoy pada 2019 ini.
Ketiga Buoy itu akan diletakkan pada sejumlah titik, meliputi Gunung Anak Krakatau, pesisir Barat Bengkulu, dan Selatan Jawa Barat.
Mantan Deputi bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT tersebut menegaskan bahwa Buoy yang akan dipasang pada 10 April mendatang merupakan generasi ketiga dan akan difokuskan untuk peletakkan di Gunung Anak Krakatau dan kawasan Selat Sunda.
Ia pun berharap Buoy bisa tahan terhadap aksi vandalisme yang sebelummya pernah dilakukan pada Buoy lainnya.
"Buoy Merah Putih atau Buoy generasi ketiga ini kami harap tahan vandalisme dan akan kami pasang di sekitar kawasan Gunung Anak Krakatau dan Selat Sunda," tegas Hammam.
Untuk melengkapi fungsi Buoy agar lebih optimal, pada saat yang sama BPPT juga akan memasang kabel bawah laut atau Cable Base Tsunameter (CBT).
Alat tersebut memiliki kegunaan sebagai pendeteksi tsunami yang memiliki jarak cukup dekat.
"CBT atau kabel bawah laut ini penting untuk mendeteksi tsunami yang sifatnya dekat, atau near field tsunami," kata Hammam.