TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menegaskan partainya tidak akan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di semua level Pemilihan Umum (Pemilu).
"Saya ingin mempertegas pernyataan Sekjen PSI beberapa hari lalu bahwa PSI tidak akan pernah berkoalisi dengan PKS di semua pemilihan umum kepala daerah!" kata Grace saat berpidato dalam Festival 11 Jakarta di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (11/4/2019) malam.
Meski begitu, Grace tak merinci apa alasan PSI tak akan berkoalisi dengan partai pimpinan Sohibul Iman itu.
Baca: Kronologi Lengkap Penemuan Surat Suara Tercoblos di Malaysia
Grace kemudian berbicara terkait partai politik yang mencalonkan eks napi koruptor dan mendukung intoleransi.
"Kami sudah mencoba menawarkan sebuah debat politik yang sehat, dengan menggugat posisi partai nasionalis. Tapi tak ada tanggapan atas pertanyaan kami. Kenapa masih korupsi? Kenapa mencalonkan koruptor? Kenapa diam melihat intoleransi?" jelas Grace.
Baca: Nasdem Bongkar Sejumlah Keganjilan dalam Kasus Surat Suara Dicoblos di Malaysia
Diketahui, Sekjen PSI Raja Juli Antoni menyebut jika PSI 'harap' berkoalisi dengan PKS.
"Sebagai partai nasionalis ideologis, PSI tidak akan berkoalisi dengan PKS di seluruh pilkada gubernur, bupati, dan wali kota di seluruh Indonesia. Haram bagi PSI berkoalisi dengan PKS," kata Toni, Selasa (9/4/2019).
Toni menegaskan, PSI dan PKS tak akan pernah bersatu. Ia menuding PKS kerap mengadakan kampanye yang eksklusif bagi satu golongan.
"PSI dan PKS ibarat air dan minyak, yang tidak bisa disatukan. PSI percaya dengan demokrasi, tidak boleh bekerja sama dengan PKS, yang hanya menjadikan demokrasi sebagai alat untuk mendirikan pemerintahan Islam versi mereka," ungkapnya.