Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD bertemu dengan mantan menteri BUMN Dahlan Iskan, pada Senin (15/4/2019).
Dalam pertemuan, keduanya mendiskusikan situasi politik serta arah perkembangan politik ke depan.
Selain itu, keduanya juga membahas terkait kasus peretasan media sosial milik pengusaha media ternama itu beberapa waktu yang lalu, di mana Dahlan Iskan harus merelakan kehilangan 2,2 juta pengikutnya di Twitter.
"Dahlan Iskan itu akun twitter-nya juga diretas orang. Beberapa saat sesudahnya kembali normal lagi, tapi followers-nya 2,2 juta hilang, enggak ada lagi followernya. Sudah diretas beberapa waktu itu. Saya baru ketemu tadi dengan Dahlan Iskan mendiskusikan itu," ujar Mahfud MD yang ditemui usai diskusi di restoran Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (15/4/2019).
Pada pertemuan yang dilakukan di kantornya itu, Mahfud MD mengaku sama sekali tak menyinggung terkait pandangan politik di pilpres 2019 keduanya.
Diketahui beberapa waktu lalu, Dahlan Iskan telah menyatakan sikap untuk mendukung pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Baca: Warga Masih Dibayangi Tragedi Tsunami, Tak Ada Aktivitas Kampanye di Pulau Sebesi
"Soal pilihan ya masing-masing orang punya pilihan, tidak ada kesepakatan-kesepakatan untuk memilih atau tidak memilih siapa," tutur pakar hukum tata negara ini.
"Kita punya pilihan sendiri-sendiri, seperti saya juga punya pilihan sendiri. Mungkin Pak Dahlan Iskan punya pilihan sendiri," ungkap dia.
"Saya (Mahfud MD) pasti memilih. Salah jika orang mengatakan saya tidak akan memilih siapa, netral, salah itu. Saya akan memilih dan sudah punya pilihan. Sejak awal orang sudah bisa menduga sebenarnya saya mau memilih siapa," kata Mahfud MD yang ditemui di restoran kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (15/4/2019).
Mahfud MD mengatakan, sejak awal telah memiliki kriteria sendiri terkait pemimpin bangsa 5 tahun ke depan ini.
Pertama, track record atau rekam jejak.
Kedua, bersih tidak pernah terlibat pelanggaran hukum baik itu korupsi maupun kriminal.
Kemudian, sikapnya jelas terhadap aspirasi.
"Kalau saya ya sudah punya kriteria sendiri ya. Banyak sekali saya punya kriteria. Diukur lagi soal tingkat pengalaman. Sekarang saya tidak boleh menyebutkan saya milih siapa, ini minggu tenang. Jadi silakan duga. Saya juga sudah punya pilihan dan akan memilih tanggal 17 April dari Jogja," kata Mahfud MD.