News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Suap Proyek PLTU Riau 1

Ada Direktur PLN yang Tahu Sepak Terjang Sofyan Basir Dalam Kasus PLTU Riau 1

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Utama PLN Sofyan Basir memberikan keterangan pada sidang lanjutan kasus dugaan suap proyek PLTU Riau-1 dengan terdakwa Idrus Marham di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (12/2/2019). Sidang tersebut beragendakan mendengarkan keterangan saksi Direktur Utama PLN Sofyan Basir dan Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Iwan Supangkat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh Direktur Utama PLN, Sofyan Basir ternyata diketahui oleh seorang direktur PLN lainnya. Juru Bicara KPK, Febri Dianysah mengatakan pihaknya masih mendalami hal tersebut.

Apakah kemudian direktur tersebut ikut terlibat atas inisiatifnya sendiri atau diminta datang oleh atasannya? 

"Ini masih kami dalami. Ada yang mengetahui pertemuan-pertemuan Sofyan. Dia ini inisiatif atau disuruh?" kata Febri di Kantor KPK, Jakarta, Rabu (24/4/2019).

Baca: Berhonor Rp 500 Ribu Sudah Ada 90 Yang Meninggal, Begini Beratnya Jadi Petugas KPPS

Baca: Jokowi di Ambang Rekor, Jika Menang Lagi Maka Jadi Jawara 5 Kali Pemilu

Sofyan diketahui selama proses penunjukkan proyek PLTU Riau 1 hanya melakukannya secara lisan bersama dengan beberapa jajaran direksinya agar pemenang diberikan kepada perusahaan Johannes Kotjo, Blackgold Natural Resources Limited.

Terdakwa kasus suap PLTU Riau-1 Eni Maulani Saragih mengikuti sidang tuntutan, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (6/2/2019). Mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR itu dituntut delapan tahun penjara karena dianggap menerima suap Rp4,750 miliar dari Johannes Budisutrisno Kotjo terkait pengawalan proyek PLTU Riau-1. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Jelas Febri, pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh Sofyan juga sempat menginstruksikan kepada seorang direktur PLN untuk tetap berhubungan dengan Eni Saragih dan Johannes Kotjo.

"Ada pertemuan yang sifatnya untuk melakukan instruksi agar seolah perusahaan Kotjo ini adalah pemenang. Padahal belum ada prosesnya. Disini juga, ada janji kepada SFB untuk diberikan sejumlah bagian," jelas dia.

Bagian yang dimaksud oleh KPK adalah 2,5 persen dari total proyek PLTU Riau 1, bagian yang sama diberikan kepada terpidana Eni Saragih atau sebesar Rp 4,75 miliar sebagaimana dalam putusan pengadilan.

Sejauh ini, jelas Febri, peran Eni Saragih cukup aktif untuk melaksanakan beberapa pertemuan-pertemuan yang dilakukan.

Baca: Sudah 119 Petugas KPPS dan 15 Polisi Meninggal, Bagaimana Dengan Penyelenggaraan Pemilu ke Depan?

Baca: Masalah Sepele Ini Jadi Sebab Tersangka Memotong Leher Budi Hartanto Usai Membunuhnya

Pun begitu dengan Sofyan yang ikut dalam beberapa pertemuan guna pembahasan proyek PLTU Riau 1.

KPK belum menjadwalkan pemanggilan Sofyan Basir dalam waktu dekat. Sehingga, tidak ada keperluan mendesak untuk melakukan pencekalan ke luar negeri.

"Tersangka belum ada penjadwalan untuk dipanggil. Tersangka juga sedang melakukan pekerjaannya di luar negeri. Tidak masalah," ucap dia.

Dirut PLN, Sofyan Basir yang sudah ditetapkan tersangka oleh KPK untuk kasus PLTU Riau-1 saat ini tengah berada di Perancis. 

Hal itu dijelaskan oleh Kuasa Hukum Sofyan, Soesilo yang membenarkan sedang ada urusan pekerjaan. 

"Iya sudah seminggu yang lalu berada di Perancis. Untuk urusan pekerjaan," kata dia saat dihubungi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini