TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh Direktur Utama PLN, Sofyan Basir ternyata diketahui oleh seorang direktur PLN lainnya. Juru Bicara KPK, Febri Dianysah mengatakan pihaknya masih mendalami hal tersebut.
Apakah kemudian direktur tersebut ikut terlibat atas inisiatifnya sendiri atau diminta datang oleh atasannya?
"Ini masih kami dalami. Ada yang mengetahui pertemuan-pertemuan Sofyan. Dia ini inisiatif atau disuruh?" kata Febri di Kantor KPK, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Baca: Berhonor Rp 500 Ribu Sudah Ada 90 Yang Meninggal, Begini Beratnya Jadi Petugas KPPS
Baca: Jokowi di Ambang Rekor, Jika Menang Lagi Maka Jadi Jawara 5 Kali Pemilu
Sofyan diketahui selama proses penunjukkan proyek PLTU Riau 1 hanya melakukannya secara lisan bersama dengan beberapa jajaran direksinya agar pemenang diberikan kepada perusahaan Johannes Kotjo, Blackgold Natural Resources Limited.
Jelas Febri, pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh Sofyan juga sempat menginstruksikan kepada seorang direktur PLN untuk tetap berhubungan dengan Eni Saragih dan Johannes Kotjo.
"Ada pertemuan yang sifatnya untuk melakukan instruksi agar seolah perusahaan Kotjo ini adalah pemenang. Padahal belum ada prosesnya. Disini juga, ada janji kepada SFB untuk diberikan sejumlah bagian," jelas dia.
Bagian yang dimaksud oleh KPK adalah 2,5 persen dari total proyek PLTU Riau 1, bagian yang sama diberikan kepada terpidana Eni Saragih atau sebesar Rp 4,75 miliar sebagaimana dalam putusan pengadilan.
Sejauh ini, jelas Febri, peran Eni Saragih cukup aktif untuk melaksanakan beberapa pertemuan-pertemuan yang dilakukan.
Baca: Sudah 119 Petugas KPPS dan 15 Polisi Meninggal, Bagaimana Dengan Penyelenggaraan Pemilu ke Depan?
Baca: Masalah Sepele Ini Jadi Sebab Tersangka Memotong Leher Budi Hartanto Usai Membunuhnya
Pun begitu dengan Sofyan yang ikut dalam beberapa pertemuan guna pembahasan proyek PLTU Riau 1.
KPK belum menjadwalkan pemanggilan Sofyan Basir dalam waktu dekat. Sehingga, tidak ada keperluan mendesak untuk melakukan pencekalan ke luar negeri.
"Tersangka belum ada penjadwalan untuk dipanggil. Tersangka juga sedang melakukan pekerjaannya di luar negeri. Tidak masalah," ucap dia.
Dirut PLN, Sofyan Basir yang sudah ditetapkan tersangka oleh KPK untuk kasus PLTU Riau-1 saat ini tengah berada di Perancis.
Hal itu dijelaskan oleh Kuasa Hukum Sofyan, Soesilo yang membenarkan sedang ada urusan pekerjaan.
"Iya sudah seminggu yang lalu berada di Perancis. Untuk urusan pekerjaan," kata dia saat dihubungi.