Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memaparkan data statistik terkait tren bencana alam di Indonesia selama catur wulan pertama 2019 di Graha BNPB, Jakarta Timur, pada Selasa (30/4/2019).
Berdasarkan data BNPB, provinsi Jawa Tengah adalah wilayah yang paling banyak mengalami bencana sejak 1 Januari 2019 sampai 30 April 2019 yakni sebanyak 472 kejadian.
"Berdasarkan sebaran kejadian bencana per provinsi maka bencana paling banyak terjadi di Jawa Tengah 472 kejadian, Jawa Barat 367 kejadian, Jawa Timur 245 kejadian, Sulawesi Selatan 70 kejadian dan Aceh 51 kejadian," kata Sutopo dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com pada Selasa (30/4/2019).
Sedangkan di tingkat kabupaten/kota, Sukabumi menjadi daerah paling banyak terjadi bencana.
Baca: Zodiak yang Alami Hal Baik di Mei 2019,
Baca: Patuhi UU, BAZNAS Apresiasi Pelantikan Pengurus BAZNAS DKI
"Sedangkan sebaran bencana per kabupaten/kota, bencana paling banyak terjadi di Kabupaten Sukabumi 50 kejadian, Semarang 43 kejadian, Bogor 42 kejadian, Majalengka 38 kejadian dan Temanggung 37 kejadian," kata Sutopo.
Sutopo mengatakan, statistik bencana tersebut bukan hanya memuat angka-angka, namun memiliki makna bahwa ancaman bencana terus meningkat.
Menurutnya, meningkatnya bencana pada tahun 2019 disebabkan adanya pemicu banjir dan longsor yaitu curah hujan yang deras.
"Kombinasi antara alam dan antropogenik (manusia) menjadi penyebab utama meningkatnya bencana," kata Sutopo.
Ia juga menilai, tingkat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana besar masih rendah dan mitigasi baik struktural dan non struktural masih belum dijadikan prioritas dalam pembangunan di daerah.
"Upaya penanganan bencana masih banyak menitikberatkan pada darurat bencana. Upaya pencegahan dan kesiapsiagaan masih perlu ditingkatkan. Kejadian bencana yang terus meningkat hendaknya menjadi pembelajaran agar tidak terulang di masa mendatang," kata Sutopo.
Sehingga menurut Sutopo, jika terjadi bencana lagi, dampak bencana dapat diminimalkan.
"Oleh karena itu pengurangan risiko bencana dan mitigasi bencana harus terintegrasi dalam pembangunan," kata Sutopo.
Pengurangan risiko dan mitigasi bencana menjadi investasi dalam pembangunan.