Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Amir atau pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi, EY, ternyata mempelajari pembuatan bom berdaya ledak tinggi yang dinamakan Mother of Satan dari media sosial.
EY yang memiliki kemampuan mereparasi barang elektronik mempelajari cara membuat bom dari laman Twitter dan YouTube.
"Dia (EY) belajar dari media sosial. Dia juga lihat bom yang dipraktekkan di Suriah, Irak dan Sri Lanka," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (10/5/2019).
EY bahkan memodifikasi pemicu pada bom yang biasa digunakan kelompok teroris sebelumnya.
Pemicu bom yang dikembangkan EY tidak lagi menggunakan ponsel atau handphone.
Dedi menjelaskan penggunaan ponsel untuk meledakan bom memiliki kelemahan karena tidak tahan terhadap perangkat jammer.
Baca: Mudik Lewat Tol Trans Jawa, Berikut Tarif dari Merak sampai Probolinggo,Pastikan Saldo E-Toll Cukup!
Jammer biasa digunakan petugas pada saat keramaian, sehingga dapat membuat ponsel tidak bisa beroperasi maksimal sebagai pemicu bom.
EY menggunakan router wifi yang dimodifikasi untuk menjadi pemicu bom.
Perangkat ini bisa melewati halangan sinyal jammer.
"Dia booster sudah menggunakan Wi-Fi. Kalau Wi-Fi sampe saat ini belum ada jammer yang bisa menghalangi jammer. Apalagi ada booster jammer bisa luasin radius dari 200 meter, 500 meter, hingga 1 kilometer," jelas Dedi.
Dengan perangkat ini, EY dapat meledakan bom dari jarak jauh hingga satu kilometer.
Dirinya juga bisa meledakan beberapa bom sekaligus dengan perangkat ini.
Baca: Tarif Batas Atas Tiket Pesawat akan Turun, Menteri BUMN: Kami Ikuti Saja
"Dengan menaruh beberapa ransel, dia ledakin dari jarak satu kilometer dari HP dia. Entah 1-1 atau sekaligus Ini masih dikejar kelompoknya karena punya kemampuan yang sama nanti meledakannya pake Wi-Fi," kata Dedi.