TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bawaslu menyayangkan pemberitaan bohong atau hoaks terkait adanya petugas KPPS Sita Fitriati yang tewas diracun beredar di sosial media.
"Pertama kita sangat sedih kalau ada pihak memberitakan bohong atau fitnah, dipolitisasi seakan-akan korban meninggal akibat itu (diracun)," ujar anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin saat ditemui di kantor KPU, Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2019).
"Kita sangat menyeesalkan? mengutuk praktik-praktik di luar sisi kemanusiaan misalnya ada korban meninggal karena diracun," imbuhnya.
Afifuddin menjelaskan, berdasarkan pengamatan Bawaslu, penyebab petugas KPPS bervariasi, namun didominasi oleh faktor fisik seperti kelelahan.
"Ada juga faktor psikologis, mereka kerja beruntun apalagi harus hadapi tekanan publik. Pengawasan sangat ketat secara psikologis juga berdampak," jelasnya.
"Kalau daya tahan tubuh sedang lemah dan penyakit lain juga bisa memincu. Intinya tidak ada korban meninggal atas apa yang dipikirkan itu terjadi," tambahnya.
Baca: Surat Cegah Kivlan Zen ke Luar Negeri Dicabut
Afifuddin memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada petugas KPPS yang gugur.
"Mari doakan agar dapat diterima di sisi terbaik sambil melanjutkan perjuangan mereka dengan proses rekapitulasi dari tingkat provinsi ke nasional," pungkasnya.
Sebelumnya, meninggalnya petugas KPPS bernama Sita Fitriati asal Bandung dijadikan bahan hoaks oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Pemilik akun Facebook bernama Doddy Fajar dan aku Twitter PEJUANG PADI @5thsekali menyebarkan berita bahwa Sita Fitriati, petugas KPPS 32, RW 23, Kelurahan Kebon Jayanti meninggal dunia akibat diracun.
Informasi tersebut dibantah oleh kakak Sita Fitriati, Muhammad Rizal.
Menurutnya, terdapat sejumlah informasi yang salah terkait adiknya itu. Keluarga korban pun mengaku telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.