TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelaran pesta demokrasi terbesar bangsa Indonesia telah berakhir pada 17 April yang lalu.
Untuk sementara, perolehan suara pasangan Jokowi - KH. Ma'ruf Amin masih unggul atas pasangan Prabowo - Sandiaga dalam hitung manual Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Keberhasilan pasangan nomor urut 01 unggul di perolehan suara sementara ini merupakan kerja keras seluruh komponen dalam Tim Kampanye Nasional (TKN), tak terkecuali Tim Media Sosialnya yang sangat gencar mengkampanyekan Paslon Jokowi - Ma'ruf Amin.
Dalam pandangan PoliticaWave, tim Jokowi - Ma'ruf Amin telah berhasil menggunakan seluruh elemen media sosial yang ada untuk mengkampanyekan paslon tersebut.
Baca: Jejak Pria Pengancam Jokowi Dari Selesai Demo di Depan Bawaslu Hingga Ditangkap di Bogor
Baca: Meningkatkan Kecerdasan Bayi Lewat Konsumsi Kacang Saat Hamil
Baca: Daftar Negara di Dunia dengan Durasi Puasa Lebih Singkat daripada Indonesia
"Setiap masa kampanye, media sosial menjadi salah satu sarana berkomunikasi untuk Calon Presiden, Calon Anggota Legislatif, Calon Gubernur ataupun Calon Bupati. Tapi banyak dari mereka menggunakan kanal-kanal media sosial secara salah." ujar Direktur PolitcaWave Sony Subrata dalam keterangan resminya, Jum'at (10/5) siang.
Lebih lanjut Sony Subrata menilai, selama gelaran kampanye Pileg dan Pilpres April 2019 kemarin, masih banyak tim kampanye dari Partai dan tim kampanye Calon Legislatif melakukan kesalahan elementer berupa salah strategi hingga kurang pahamnya akan sebuah komunikasi digital.
"Kesalahan ini terjadi karena tim kampanye di media sosial salah menyusun strategi dan kurang memahami bagaimana cara berkomunikasi secara digital yang efektif dan efisien." kata Sony.
Menurut Sony Subrata, setiap kampanye digital yang dilakukan oleh tim kampanye, harus dimonitor, diukur, dievaluasi dan kemudian disesuaikan untuk menjadi strategi berikutnya."
"Di PoliticaWave, kami memantau masa kampanye secara penuh, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, mencakup Twitter, Facebook, Instagram, YouTube, Kaskus dan berbagai forum diskusi, termasuk sekitar 400 media online di dalam dan luar negeri. Dari analisa kami, terlihat strategi komunikasi timses yang berhasil dan yang gagal." ungkap Sony.
"Keunggulan pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin di media sosial adalah strategi komunikasinya yang benar. Mereka fokus dan terarah kepada substansi dan akurasi. Bukan sekedar sebanyak-banyaknya isu dan percakapan." tambah Sony.
Selain itu, Sony Subrata juga menjelaskan bahwa, selama masa kampanye Pilpres, tim media sosial pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin selalu berkomitmen untuk perang terhadap berita bohong atau hoax.
Bagi Sony, berita bohong atau hoax yang kerap menyerang Jokowi - Ma'ruf Amin, sudah benar dilawan atau diluruskan sehingga masyarakat paham informasi mana yang benar dan yang tidak benar.
"Tim media sosial Jokowi - Ma'ruf Amin juga fokus kepada perlawanan terhadap hoax dan fitnah. Mereka tidak terpancing untuk melawan hoax dengan hoax, melawan fitnah dengan fitnah. Ini adalah strategi komunikasi yang sudah tepat." lanjut Sony.
Sony Subrata berharap, pada saat pemilihan kepala daerah mendatang, timses masing-masing kandidat harus belajar dari kampanye media sosial Pilpres 2019 ini, khususnya dari tim media sosial Jokowi - Ma'ruf Amin.
"Banyak strategi yang bisa digunakan dan banyak strategi yang harus dihindari. Sistem algoritma di PoliticaWave bisa membedakan akun riil dan akun bodong. Karena sejak 2012 algoritma kami terus belajar dari upaya-upaya mereka yang menciptakan akun-akun robot untuk membentuk opini di media sosial. Itu semua kami filter." tutup Sony.