News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2019, Sandiaga Cium Politik Uang Sangat Tajam

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana luar Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) saat menggelar sidang pendahuluan tahap pertama untuk 35 perkara perselisihan hasil Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2018 di Gedung MK, Jakarta Pusat, Kamis (26/7/2018). Dari 35 perkara sengketa hasil Pilkada Serentak 2018 yang disidangkan, enam perkara merupakan perkara sengketa hasil pemilihan gubernur dan wakil gubernur, 23 perkara merupakan sengketa hasil pemilihan bupati dan wakil bupati, dan enam perkara sengketa pemilihan wali kota dan wakil wali kota. Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam acara pemaparan kecurangan Pemilu yang digelar Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandi, Calon wakil Presiden Sandiaga Uno menyinggung tertangkapnya politikus Golkar Bowo Sidik Pangarso oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) dalam kasus dugaan suap.

Menurutnya penangkapan tersebut menunjukkan bahwa Penyelenggaraan Pemilu 2019 kental dengan aroma politik uang.

Bagaimana tidak menurutnya, Bowo sidik yang merupakan politikus Golkar itu ditangkap, dengan barang bukti ratusan ribu amplop berisi uang yang akan digunakan untuk serangan fajar.

"Kita juga mencium politik uang yang sangat tajam. salah satu orang penting tim kampanye nasional pasangan calon 01 tertangkap oleh komisi pemberantasan korupsi, dengan barang bukti ratusan ribu amplop berisi uang. Diketahui amplop itu akan digunakan utk serangan fajar ," kata Sandiaga di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa, (13/5/2019),

Dalam persidangan menurut Sandiaga, terungkap bahwa penyiapan amplop tersebut melibatkan pejabat tinggi BUMN dan pejabat tinggi pemerintahan.

Baca: BPN Gelar Acara Ungkap Dugaan Kecurangan Pilpres, Sandi: Ada Aroma Politik Uang yang Sangat Tajam

"Ini adalah puncak gunung es politik uang yang kelak mencederai demokrasi kita. betul?," katanya dihadapan ratusan pendukungnya.

Sandiaga mengaku dalam kunjungannya ke daerah ia disuguhi banyak cerita betapa masifnya politik uang. Penyebaran politik uang tersebut mendapat pengawalan aparat keamanan dan pemerintahan.

Tidak hanya itu, ia juga mengaku mendapatkan banyak cerita bagaimana kepala desa diintevensi dan diancam untuk menggerakan masyarakat memilih calon tertentu.

"Ini telah menghancurkan sendi sendi demokrasi kita, rakyat sebagai pemilik kedaulatan dibuat terlena. Bukannya memilih sesuai hati nurani tetapi dipaksa atau setengah dipaksa memilih yang memberikan iming iming uang,"katanya.

Sandiaga mengatakan memang sulit untuk membuktikan adanya politik uang itu. Hanya saja ia meminta adanya kejujuran bahwa politik uang itu terjadi.

"Bukan hanya di satu tempat tetapi di banyak tempat,"pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini