TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin menyayangkan aksi buka-bukaan Kubu Prabowo-Sandi terkait kecurangan Pilpres 2019.
Aksi ini justru malah membuka tabir aib mereka sendiri, yang terbukti melakukan kecurangan di sejumlah daerah.
“Karena kebohongan ditutup kebohongan lalu ditutup lagi dengan kebohongan berikutnya. Lama-lama jadi kehilangan kesadarannya kalau lagi berbohong. Akhirnya malah bongkar aib sendiri,” ujar Wakil Direktur Saksi TKN Lukman Edy, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Diketahui, BPN 02 mengungkapkan keberadaan TPS Tuyul di Sukabumi. Di mana terdapat sejumlah pemilih DPT dengan tanggal lahir yang sama.
Dari penelusuran tim TKN, kubu Prabowo-Sandi justru meraih diuntungkan di TPS 13 Nanggerang yang disebut sebagai TPS Tuyul.
Paslon 02 meraih suara tertinggi sebesar 130. Sementara Jokowi-Amin mendapatkan 47 suara.
Padahal kasus hari ulang tahun yang sama kerap terjadi di desa atau daerah terpencil.
Pasalnya, banyak warga perdesaan yang tidak ingat dengan tanggal lahirnya atau lahir tanpa sertifikat kelahiran.
Baca: Hanura Tidak Lolos ke DPR, Ini Komentar Wiranto
"Undang-undang memberikan kesempatan kepada mereka menentukan tanggal lahir guna memenuhi persyaratan kartu identitas penduduk," ungkap Lukman.
Berdasarkan aturan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan (Simduk) yang berlaku sebelum tahun 2004, penduduk yang lupa tanggal lahirnya akan ditulis lahir pada 31 Desember.
Sedangkan, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang berlaku mulai tahun 2004 mengatur penduduk yang lupa tanggal lahirnya akan dicatat lahir pada 1 Juli atau dicatat pada tanggal 15 jika mereka ingat bulan lahirnya.
“Entah BPN tidak paham soal aturan tanggal lahir ini, atau mereka memang sengaja membuat gaduh. Seakan-akan ada kecurangan yang dilakukan KPU. Jadi siapa yang diuntungkan dari TPS Tuyul ini? Yah mereka kan,” pungkas Lukman Edy.