News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

TKN Sindir BPN Yang Tak Konsisten Soal Data

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga saat ditemui di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/5/2019).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf merespon data hitungan internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga yang menyebut persentase suara untuk pasangan calon presiden nomor urut 02 sebanyak 54,24 persen, dan pasangan calon presiden nomor urut 01 sebanyak 44,14 persen.

Jubir TKN Jokowi-Ma'ruf Arya Sinulingga mengatakan, hasil tersebut berbanding terbalik dengan rekapitulasi suara sementara KPU yang mengunggulkan Jokowi-Ma'ruf 56,14 persen dibandingkan Prabowo-Sandiaga 43,86 persen.

Arya mencurigai data kubu Prabowo karena suara yang masuk baru 54 persen.

Ia menuding, Prabowo menang karena hanya mengambil data di Provinsi yang dimana Paslon 02 menang.

Belum lagi, Arya menilai suara masuk itu tidak konsisten karena sebelumnya klaim menang di angka 62 persen saat suara masuk di internal BPN 40 persen.

"Ini kejanggalan mereka bahwa tidak konsisten dengan data yang mereka miliki. Ini membuat kita yakin apa yang mereka sampaikan selama ini itu adalah banyak bolongnya," ujar Arya saat jumpa pers di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/5/2019).

Baca: BPN Tak Tempuh Jalur Ke MK, Tujuan Awalnya Memang Mau Mendelegitimasi Pemilu

Politisi Partai Perindo ini pun menyoroti tuduhan kecurangan Prabowo terkait penggelembungan suara di Jawa Timur.

Kubu Prabowo, kata Arya, mencontohkan perbandingan suara sah di Pilkada Jatim 2018 dengan Pilpres 2019 yang meningkat kendati jumlah DPT sama di kisaran 30 juta orang.

Ia menilai kenaikan suara sah di Pilpres naik karena tingkat partisipasi berbeda.

Diketahui, Pilkada Jatim sebesar 69,54 persen, sedangkan Pilpres 80 persen.

Sementara, lanjut Arya, di wilayah lain tidak disoroti oleh kubu Prabowo.

Padahal tingkat partisipasi sama-sama naik. Wilayah itu hanya di tempat Prabowo menang seperti di Jawa Barat dan Sumatera Barat.

"Tapi karena mereka menang, tidak mereka apa-apakan. Itu kenapa ga dibilang sebagai data siluman?" ucap Arya.

Selain itu Arya menyoroti jumlah DPT yang dituding tuyul oleh kubu Prabowo di TPS 13 Nanggerang, Sukabumi. Yaitu ada orang yang banyak tanggal lahirnya serupa.

Menurut Arya, hal tersebut keliru karena harusnya yang dicek adalah Nomer Induk Kependudukan (NIK).

TKN, lanjut Arya, lalu mengecek langsung di Situng KPU. Hasil menunjukan yang dituduh siluman malah memenangkan Prabowo.

"Ini katanya TPS siluman, desa Ngadegan kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jabar. Kami cek TPSnya TPS 13 di Situng KPU. Ternyata yang menang 02. Kalau ini mengada-ada, kok menguntungkan 02?" jelas Arya.

"Ini makin dibongkar datanya makin lucu. Lama lama kita bilang dagelan juga ini," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini