News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dua Perwira TNI AL Observasi ''Kapal Induk'' Angkatan Laut Australia

Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua Perwira TNI AL, Letnan Satu (Lettu) Virnando Nevi (kiri) dan Lettu Sandy Pradhina (kanan) di Dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara pada Sabtu (18/5/2019).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua Perwira TNI AL, Letnan Satu (Lettu) Virnando Nevi dan Lettu Sandy Pradhina berkesempatan belajar selama delapan hari di kapal perang induk Angkatan Laut Australia, HMAS Canberra dalam pelayaran dari Vietnam menuju Indonesia.

Setibanya di dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara, keduanya menceritakan pengalamannya berlayar di kapal tersebut.

Virnando mengatakan, mereka berdua berangkat dari Jakarta pada 6 Mei2019 menuju Vietnam.

Sesampainya di Vietnam mereka berdua menunggu di sana sampai 10 Mei 2019.

"Tanggal 10 baru kita on board di HAMS Canberra. HAMS Canberra ini sendiri dalam satu gugus tugas. Ada tiga kapal seharusnya. Pertama Canberra, kedua Newscastle, dan satu kapal tanker HAMS Success. Kemudian HAMS Success menuju Makassar," kata Virnando pada Sabtu (18/5/2019).

Kapal induk amfibi HMAS Canberra di Dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara pada Sabtu (18/5/2019). (Gita Irawan/Tribunnews.com)

Baca: Politisi Gerindra Cecar Mantan Kepala BAIS TNI Saat Debat Soal Video Ajakan Aksi 22 Mei

Baca: KPU Tak Minta Pengamanan Spesial saat Pengumuman Hasil Rekapitulasi Pemilu 2019

Baca: Rekapitulasi Suara Nasional Tersisa Lima Provinsi Plus PPLN Kuala Lumpur

Baca: Ramalan Zodiak Kesehatan Besok Minggu 19 Mei 2019 Gemini Lelah, Kulit Aries Sensitif

Ia menceritakan, kegiatan mereka berdua dimulai pukul 04.00 untuk sahur, mengingat keduanya muslim.

"Kita mulai dari bangun pagi kita sahur 04.00, kemudian ibadah pukul 04.35. Kemudian pagi pukul 07.00 kita pembersihan dilanjutkan dengan orlahraga pagi. 08.00 baru kita mengikuti kegiatan yang sudah disesuaikan dan dijadwalkan," kata Virnando.

Baginya, pengalaman berpuasa di kapal tersebut sangat berarti terlebih ia juga tengah dalam tugas menjalin hubungan bilateral antara kedua negara.

"Segala sesuatunya yang berhubungan dengan ibadah mereka sangat menghargai sekali. Mulai dari waktu kesempatan beribadah, berbuka puasa, dan sahur. Tempat ibadah kita disediakan khusus, terutama kita didampingi satu orang petugas yang khusus didatangkan dari Australia, jadi kita bertiga berpuasa di HAMS Canberra," kata Virnando.

Di kapal itu, ia mengatakan, berkesampatan mengobservasi kegiatan di kapal tersebut.

"Ada jam khusus, bukan jaga, tapi observasi. Di mana observasi ini kita diberikan satu jam kesempatan yang berada di anjungan. Di situ kita bisa melihat atau mengamati perwira muda Australia Navy yang sedang melaksanakan training. Jadi di situ kita bisa mengamati perwira muda latihan navigasi tingkat dasar," kata Virnando.

Ia mengatakan, secara umum tidak ada perbedaan mendasar antara kegiatan yang dilakukan oleh Angkatan Laut Australia dan TNI AL.

Namun ia memperhatikan, sejumlah para perwira muda Angkatan Laut Australia masih melakukan praktik pelatihan selama tiga sampai enam bulan meski mereka telah mendapat penempatan.

"Beberapa perwira muda, meskipun mereka sudah penempatan tapi diberikan waktu khusus tiga sampai enam bulan seperti sekarang ini. Jadi mereka dilatih kembali meskipun sudah menerima materi dan diaplikasikan pada pelayaran hari ini," kata Virnando.

Berbeda dengan Virnando, Sandy mencermati adanya perbedaan gaya penghormatan antara TNI AL dan Angkatan Laut Australia.

Tidak seperti di Indonesia, Sandy mengatakan, di lingkungan Angkatan Laut Australia bentuk penghormatan antara anggota tidak seketat di Indonesia.

Meski begitu, Sandy melihat para ajggita Angkatan Laut Australia cukup profesional dengan tugasnya masing-masing.

"Jadi mereka tidak setiap ketemu di jalan melakukan penggormatan seperti itu, cuma untuk pekerjaannya mereka sangat profesional sehingga prosedur dasar tidak ada yang terlewatkan," kata Sandy.

Sandy mengatakan, mereka berdua ditunjuk oleh Mabes AL untuk mengikuti program tersebut karena tawaran program tersebut sepi peminat.

Meski begitu, mereka berdua masih tetap harus melakukan seleksi.

Dari empat yang terpilih, mereka berdua lah yang kemudian beruntung mendapat tugas tersebut.

Untuk mendapat tugas tersebut, tentu ada sejumlah tes yang dijalani antara lain tes kecakapan bahasa Inggris dan psikotes.

"Umumnya si kemampuan Bahasa Inggris dan psikotest," kata Sandy.

Dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara kedatangan dua kapal Angkatan Laut Australia yakni kapal induk amfibi HMAS Canberra dan kapal fregat (pengawal) HMAS Newcastle pada Sabtu (18/5/2019).

Kedatangan mereka merupakan bagian terakhir dari rangkaian misi mereka berupa kegiatan pelatihan bencana dan militer dengan Indonesia, India, Sri Lanka, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini