TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Seorang terduga teroris berinisial ED (50) diamankan oleh petugas Densus 88 di Kampung Nanggewer, RT 02/03, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (17/5/2019).
Keponakan ED alias Pak Jenggot, Deni (30) menuturkan selama ini Pak Jenggot dikenal sebagai pribadi yang tertutup
"Kaget saya, saya gak tahu apa-apa, orangnya juga kan kurang terbuka," katanya
Keluarga pun, menurut Deni, jarang sekali berkomunikasi dengan Pak Jenggot
Sampai saat ini Pak Jenggot sudah memiliki empat orang anak
"Dia gak pernah cerita-cerita apa aktifitasnya, enggak. Dia memang asli orang sini, dia sudah berkeluarga, anaknya 4," ungkapnya
Tukang Parkir
Ketua RW setempat M Sobari mengatakan Pak Jenggot selama ini berprofesi sebagai tukang parkir
"Dia profesinya tukang parkir di simpang jalan, di Simpang Bintang Mas," kata Sobari.
Bekerja sebagai juru parkir di simpang jalan berjarak beberapa ratus meter dari rumahnya yang dihuni bersama istri dan 4 anaknya.
"Gak nyangka saya, dari kesehariannya dia orangnya baik, tidak menonjolkan itikad jelek, gak ada. Ibadahnya kalau dilihat dari karakternya dia sangat tekun," ungkapnya.
Berubah jadi sosok yang alim
Yus Arif Rahman (50), mengatakan, selama ini sifat Pak Jenggot berubah drastis setelah memiliki teman-teman baru yang kerap diajaknya ke rumah.
"Teman-temannya memang ada yang baru dari luar cuma saya enggak kenal, pakaiannya rapi gitu, satu dua dibawa, kadang orangnya beda-beda," ucapnya.
Sebagai teman dekat, Yus awalnya bersyukur melihat perubahan yang begitu drastis.
Padahal dulunya AR dikenal nakal oleh rekannya.
Sejak saat itulah, Yus sudah tak merasa nyaman ingin menegur teman sebayanya tersebut.
Baca: Terduga Teroris yang Ditangkap Ternyata Sudah Merencanakan Menyerang Kerumunan Massa 22 Mei
"Kenal dari dulu, cuman semenjak berubah jadi alim (hijrah) sejak 6 tahun belakangan ini sudah enggak ngobrol lagi, padahal dulu pas lagi nakal-nakalnya, kalau dia lagi mabuk teman di sini pada takut karena rusuh, cuman saya yang berani ngajak dia ngobrol," ungkapnya.
Pecahan Kelompok JAD
Karopemnas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyomengatakan terduga teroris Pak Jenggot yang ditangkap Densus 88 bukan berasal dari jaringan JAD
"Bahwa kelompok yang terungkap ini tentu berbeda dengan JAD Bekasi, JAD Lampung, JAD Jawa Tengah. Kelompok ini pecahan JAD tapi terbilang lebih militan," ucapnya.
Dedi Prasetyo menambahkan Pak Jenggot termasuk kelompok Virgi Abu Hamzah yang terbilang terstruktur dan militan.
"Kelompok ini jaringan terorisme yang terstruktur lebih dikenal namanya dengan Virgi Abu Hamzah. Pengikutnya Abu Hamzah, Abu Hamzah sendiri masih ada di Syiria dan kelompok ini memiliki rekam jejak aksi terorisme dengan cash yang terjadi, yang pertama ia melakuan serangan terorisme dengam sasaran adalah Mapolres Surakarta. Dan kelompok ini juga melakukan aksi-aksi di Indonesia, termasuk jejaringnya mereka adalah mujahidin Indonesia Timur kelompok Santoso yang ada di Poso. Kelompok ini terkoneksi kesana," jelasnya.
Siapkan Bom diduga untuk 22 Mei Depan KPU
Karopemnas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyomengatakan terduga teroris Pak Jenggot yang ditangkap Densus 88 memiliki kemampuan merakit bom berdaya ledak besar.
"Kemampuan E sama seperti kelompok JAD Lampung JAD Bekasi untuk merakit Bom dan kemampuan merakit bomnya jauh lebih tinggi dari saudara Amir di Bekasi," ujarnya.
Tak hanya itu, terduga teroris yang kesehariannya berprofesi sebagai juru parkir ini rupanya telah melakukan beragam ekperimen, termasuk memiliki laboratorium untuk membuat bom.
"Berbagai senyawa telah mereka coba. Ia juga punya laboratorium untuk membuat bom. Ini labnya dan alat ukurnya telah disiapkan.
Perangkat bom, ada panci vakum, penanak nasi yang digunakan sebagai media bom berdaya ledak tinggi," jelasnya.
Selain itu, Pak Jenggot beserta kelompoknya memang telah menyiapkan beberapa agenda peledakan, termasuk melakukan peledakan pada saat 22 Mei 2019 mendatang
Dedi Prasetyo mengatakan, enam bom yang disita saat penangkapan akan diledakkan pada 22 Mei untuk menunjukkan eksistensi mereka kepada dunia internasional.
Enam bom tersebut memiliki daya ledak tinggi (high explosive).
"Sebut mereka thogut, yang dimaksud adalah kepolisian yang sedang saya jalankan tugas. Kemudian yang kedua adalah mereka akan menyasar kerumitan masa depan jika ada di tanggal 22 Mei di depan KPU. Mereka mengikuti dinamika perkembangan saat ini," ucapnya.