Kementerian Pertanian makin gencar realisasikan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi). Melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Lahan rawa berpotensi itu diburu hinga ke Kalimantan Tengah (Kalteng).
Direktur Jenderal PSP Kementan Sarwo Edhy mengungkapkan, potensi lahan rawa di Kalteng diketahui seluas 167.742 hektare (Ha). Terdiri dari rawa lebak 154.845 Ha dan rawa pasang surut 12.897 Ha.
"Namun yang diusulkan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalteng seluas 25.031 Ha," ujar Sarwo Edhy usai rapat koordinasi Program Serasi Tahun 2019 di kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalteng, Palangka Raya, Kalteng, Jumat (17/5).
Rakor dihadiri Kepala Dinas Tanaman Pangan, Horti dan Peternakan Provinsi Kalteng Sunarti, Komandan Resimen (Danrem) 102 Panju Panjung Kolonel Arm Saiful Rizal, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah, dan para Kepala Dinas Pertanian se-Kalimantan Tengah.
Adapun 25 ribu Ha untuk program Serasi di Kalteng tersebar di 11 kabupaten. Di antaranya Barito Utara 1000 Ha, Barito Selatan 1000 Ha, Barito Timur 10.000 Ha, Seruyan 1000 Ha, Pulang Pisang 8000 Ha, Kapuas 12.250 Ha, Gunung Mas 500 Ha, Kowaringin Timur 700 Ha, Kowaringin Barat 150 Ha, Katingan 15.000 Ha dan Sukamara 400 Ha.
Sarwo Edhy mengatakan, Kementan merambah wilayah Kalteng, karena diketahui memiliki potensi yang luas. Apalagi, dari target 500 ribu ha yang diharapkan dari Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Sumatera Selatan (Sumsel) sulit dicapai.
"Di Kalsel yang tadinya ditarget 250 ribu ha ternyata setelah divalidasi definitive ternyata hanya 150 ribu Ha. Begitu juga di Sumsel yang tadinya ditarget 250 ribu Ha ternyata hanya mampu 200 ribu Ha. Sehingga Kita butuh cari lahan rawa lagi di daerah lainnya. Yakni di Kalteng, Sulawesi Selatan, Lampung dan Riau," ungkap Sarwo Edhy.
Adapun kendala yang dialami dalam program Serasi ini, salah satunya ketersediaan petani untuk lahan rawa. Selain itu, pemilik lahan tidak bersedia lahannya dinormalisasi untuk dibuatkan jaringan irigasi tersier.
"Di Kalsel beberapa lahan dikelola petani penggarap bukan pemilik. Sehingga kurang serius. Mereka hanya bersedia menggarap saat ada bantuan sesudah itu ditinggalkan. Ada juga pemilik lahan yang tidak mau lahannya dibangun irigasi. Mereka meminta ganti rugi, sementara Kita tidak bisa memberikan ganti rugi," jelas Sarwo Edhy.
Karena itu, Sarwo Edhy meminta Provinsi Kalteng mengusulkan lahan-lahan yang sudah jelas dapat dimanfaatkan dalam program Serasi ini. Yaitu yang dipastikan ada petani penggarap dan bersedia lahannya dinormalisasi.
"Sehingga dalam rapat tadi masing-masing Kepala Dinas Kabupaten mengusulkan luasan real yang bisa disanggupi. Ini agar segera dialokasikan anggarannya dan segera direalisasikan untuk mencapai target 2019," kata Sarwo Edhy.
Ruang lingkup kegiatan Serasi adalah survei inventarisasi dan desain (SID), rehabilitasi jaringan irigasi dan lahan, bantuan alsintan pra dan pasca panen, bantuan saprodi, integrasi budidaya, pengembangan usaha melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB), serta melibatkan petani milenial.
"Di Kalteng sudah mendapatkan bantuan Alsintan paling utama yaitu Excavator sebanyak 20 unit. Kewenangannya ada di Dinas Provinsi. Nanti excavator ini bisa dimobilisasi juga untuk program Serasi," pungkasnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan provinsi Kalteng, Sunarti mengatakan, optimasi pengembangan rawa melalui program Serasi diharapkan dapat berdampak pada peningkatan Indeks Pertanaman (IP), produksi serta pendapatan petani di Kalteng.