TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melihat situasi yang mengandalkan emosi akan menumbuhkan demokrasi distorsi.
Hati-hati banyak perusuh negeri
yang membuat para dalang lari.
Indonesia adalah bumi Pancasila
yang menyatu dalam Bhineka dan
hadirkan semangat rumah bersama
dan menyatulah para putra bangsa.
Kata-kata di atas adalah sedikit sentilan dari Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Respiratori Saddam Al Jihad yang melihat kondisi politik Indonesia.
Menurutnya, sudah semestinya saat ini menerapkan politik kebangsaan, yang mengedepankan aspek luhur dalam menjaga keberagaman dan saling menghargai dalam sebuah proses demokrasi, bukan meruncing konflik perebutan kekuasaan di jalanan yang mengorbankan masyarakat.
"Dengan kondisi bangsa Indonesia pasca pemilu 2019 sudah semestinya para elit politik menjadi negarawan sejati. Hati-hati diprovokasi oleh para pihak yang tidak menginginkan persatuan rakyat Indonesia," kata Saddam dalam keterangannya, Kamis (23/5/2019).
Baca: Cerita Seorang Kakek yang Menangis Dagangannya Dijarah Peserta Aksi 22 Mei, Hanya Pasrah dan Berdoa
Saddam menekankan untuk generasi milenial dan masyarakat semestinya menghargai proses demokrasi yang sudah dilakukan dan melalui mekanisme hukum ketika terjadi permasalahan kepemiluan.
"Banyak penumpang gelap yang ingin mengadu domba demokrasi kerakyatan di bumi Pancasila. Sudah semestinya ketika Presiden Republik Indonesia menekankan bahwa Indonesia rumah bersama. Mari dijaga dan hal ini mesti didukung," ujarnya.
Saddam juga menegaskan bahwa sudah saatnya negara harus kuat dalam kondisi menjaga stabilitas negara dan bangsa terhadap pihak-pihak yang ingin merusuhi di bumi Pancasila.
"Terakhir dari lubuk hati yang terdalam, bagi siapapun yang mencintai Indonesia. Mari merawat Indonesia bukan saling menunjukkan pembenaran politik yang dapat menyulut api di Indonesia," ujarnya.