Polda Metro Jaya menyebutkan mobil ambulans berlogo Partai Gerindra diketahui milik perusahaan swasta, dan tidak punya fasilitas medis.
"Mobil ini atas nama PT Arsari Pratama yang beralamat di Jakarta Pusat,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (23/5).
Mobil tersebut diketahui ditumpangi lima penumpang. Tiga tersangka berasal dari Tasikmalaya, yakni Y (supir), I (Sekretaris DPC Tasikmalaya), dan O (Wakil Sekretaris DPC Tasikmalaya).
(Mereka) bertiga (Y, I dan O) menggunakan mobil ambulans berangkat ke Jakarta karena ada intruksi. Karena diperintahkan untuk berangkat ke Jakarta bahwa kalau (kemungkinan) ada korban di kegiatan 22 Mei.
"Ada perintah dari Ketua DPC kemudian mereka bertiga berangkat ke Jakarta. Tujuan mengirimkan ambulance ke Jakarta untuk membantu korban di kegiatan 22 Mei,” ujar Argo.
Begitu tiba di kawasan Cokroaminoto, Jakarta Pusat, ketiga tersangka mengangkut dua penumpang lainnya yang belakangan ditetapkan pula menjadi tersangka, yakni HS dan SGC.
Kedua tersangka ini berasala dari Riau dan merupakan simpatisan.
HS dan SGC menumpangi mobil ambulans, mobil berangkat menuju Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Jadi berlima mereka berangkat ke arah Bawaslu.
"Sekitar 04.00 WIB terjadi lempar-lemparan antara petugas dengan pengunjuk rasa di pagi hari itu. Kemudian ada saksi melihat batu diambil dari mobil (ambulance) tersebut,” kata Argo.
Mendapati mobil ambulan tersebut berisikan batu yang dipergunakan massa untuk aksi ricuh, polisi pun langsung mengamankan kelima orang ke Polda Metro Jaya.
"Kemudian tim menyisir dan ditemukan batu dan (ambulans beserta penumpang) dibawa ke Polda Metro Jaya,” kata Argo.
Sebelumnya diberitakan, mobil bernomor polisi B 9868 PCF tampak disegel garis polisi, dan diamankan ke Mapolda Metro Jaya.
Mobil diduga disalahgunakan pendemo pada aksi 22 Mei, menjadi alat mengangkut bebatuan, senjata melempari aparat TNI/Polri yang mengamankan situasi.
Ambulans Partai Gerindra yang membawa batu dengan itu, tampak disegel garis polisi dan diparkir di depan Gedung Resmob Polda Metro Jaya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon angkat suara mengenai dugaan satu unit mobil ambulans berisi batu.