Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di Kalimantan Selatan (Kalsel) sesuai harapan. Untuk memastikannya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman hari ini meninjau langsung dua lokasi lahan rawa di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel yang termasuk dalam program Serasi,
Kabupaten Batola ini adalah salah satu daerah yang terbesar mendapatkan dana program ini, yakni Rp 200 miliar lebih. Saat ini, alokasi program Serasi di Batola seluas 56.042 hektare.
"Dalam mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045, salah satu potensi besar yang dapat dikembangkan yakni lahan rawa lebak dan pasang surut. Lahan rawa harus Kita manfaatkan. Kita bangunkan raksasa tidur," ujar Mentan Amran, Sabtu (25/5).
Lokasi pertama yang dikunjungi Mentan Amran Sulaeman adalah lahan rawa yang ada di Desa Tumih, Kecamatan Wanaraya. Di sini Mentan melakukan peninjauan areal pembuatan tanggul dengan brigade alat excavator.
"Kita ingin menggerakan pertanian secara modern sesuai yang diharapkan Bapak Presiden," kata Mentan Amran.
Dalam kesempatan ini, Mentan Amran Sulaiman juga berdialog dengan Kadis Pertanian dan petani terkait Program Serasi. Sekaligus memberikan arahan tentang pengolahan normalisasi saluran.
"Alhamdulillah mimpi besar kita untuk membangunkan lahan tidur yaitu rawa di Kalsel dan Sumsel hari ini menjadi kenyataan," kata Mentan Amran.
Lokasi berikutnya yang dikunjungi adalah Desa Kokida, Kecamatan Barambai. Di sini Mentan akan meninjau lokasi olah lahan dan tanam padi ketiga dan menuju Posko Serasi Gapoktan Kokida, yang merupakan satu contoh keberhasilan program Serasi. Mentan melihat langsung kegiatan pembersihan saluran sekunder dan tersier dengan excavator.
"Kami sangat bangga kepada seluruh tim terkhusus kepada Pak Danrem, Pak Dandim, Pati dari Jakarta, Pak Dirjen, Kepala Dinas, kami ucapkan terima kasih. Karena masyarakat kami sudah dengar langsung bagaimana bahagianya mereka, bagaimana senangnya mereka menyambut program ini." ucap Amran.
"Saya yakin jika program ini berjalan dengan baik, maka petani bisa untung dua kali lipat. Dan itu sudah sesuai dengan mimpi besar kita, yaitu kesejahteraan petani," sambung Mentan Amran.
Amran menambahkan, dulu di sini tanam satu kali pertahun produksinya 2 ton. Kalau tahun ini sudah bisa tanam dua kali bahkan tiga kali pertahun, produksinya mencapai 6 ton. Artinya peningkatannya bisa naik sampai 6 atau 10 kali lipat.
"Sekarang ini target kita adalah bagaimana mengangkat perekonomian petani-petani Indonesia melalui transformasi pertanian tradisional menjadi pertanian moderen," kata Mentan Amran.
Dijelaskan Amran, dua tahun yang lalu, pihaknya melakukan penelitan dan pengamatan terkait persoalan di lahan rawa. Yang pertama, adalah benih yang ditanam tidak cocok , sehingga dicari benih yang cocok.
"Dengan kondisi Ph yang rendah, kita temukan Infara 2 yang bisa menyesuaikan produksi 6 ton," ucap Amran.