News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mudik Lebaran 2019

Kapolri Sebut Ketersambungan Tol Trans Jawa Berdampak Positif Terhadap Kelancaran Arus Mudik

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2019).

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyebut pembangunan infrastruktur lewat sambungan Tol Trans Jawa dari Banten hingga Jawa Timur sedikit banyak memberikan sumbangsih terhadap kelancaran arus mudik dan arus balik di Pulau Jawa.

"Keberhasilan juga diwujudkan dengan kelancaran arus mudik dan arus balik berkat ketersambungan Tol Trans Jawa," ungkap Tito Karnavian, di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2019).

Apalagi, infratruktur pendukung semisal Tol Trans Jawa, Tol Trans Sumatera, serta berbagai pembangunan bandara, pelabuhan, dan jalan-jalan baru giat dikerjakan pemerintah saat ini.

Selain itu katanya, soal ketepatan dalam strategi manajemen rekayasa lalu lintas juga berdampak positif pada capaian aspek keselamatan.

Baca: Jawaban Wiranto Ketika Suluh Indonesia Tanyakan Soal Korban Meninggal Saat Aksi 22 Mei

Salah satunya lewat penurunan angka kecelakaan korban meninggal dunia yang berhasil turun hingga 37 persen di tahun 2018 lalu.

Keberhasilan ini diharapkan akan berulang kembali lewat Operasi Ketupat Tahun 2019.

"Polri didukung TNI dan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam Operasi Ketupat Tahun 2019, akan bekerja keras dan mengerahkan segenap sumber daya dalam pengamanan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2019," jelas Tito.

Baca: Menkes Ingatkan Pemudik Manfaatkan Rest Area untuk Cek Kesehatan

Dalam gelar pasukan yang diselenggarakan secara serentak mulai dari tingkat Markas Besar hingga Polres jajaran, terdapat dua tujuan yang hendak dicapai.

Yakni untuk mengecek kesiapan personel, peralatan, dan seluruh aspek operasi, termasuk sinergisitas dan soliditas komponen penyelenggara.

Serta bertujuan menunjukkan kesiapan penyelenggaraan operasi kepada publik, sehingga akan menumbuhkan ketenangan, rasa aman, dan nyaman bagi masyarakat.

Ingatkan pemudik cek kesehatan

Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek, mengingatkan agar para pemudik memperhatikan aspek kesehatan selama perjalanan mudik ke kampung halaman.

Nila F Moeloek mengingatkan meski saat ini infrastruktur untuk menunjang pemudik telah dibangun, tetapi pemudik harus memperhatikan kesehatan selama perjalanan mudik.

Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2019). (Tribunnews.com/ Fahdi Fahlevi)

"Infrastruktur sudah baik, kita tahu jalan tol begitu bagusnya tapi jangan lupa pengemudinya juga harus baik dan penumpangnya. Jadi jaga kesehatan," tutur Nila F Moeloek di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2019).

Baca: Kemenagan Atas Persela, Jawaban Arema FC Atas Kritik Pedas Aremania

Ia meminta para pemudik untuk memanfaatkan rest area untuk beristirahat jika kelelahan atau mengantuk.

Nila meminta para pemudik untuk tidak memaksakan diri saat berkendara.

"Saya mengharapkan kalau mau pulang mudik dipersiapkan sebelumnya. Jaga kesehatan kita, bila mana lelah ngantuk satu detik mengantuk. Rest area ada posko kita bisa beristirahat dan juga bisa cek kesehatan," jelas Nila.

Baca: Luna Maya & Via Vallen Diisukan Terancam Penjara Karena Rekam Film Aladdin, Mbah Mijan Berkomentar

Kemenkes memastikan bahwa Puskesmas serta rumah sakit di daerah bakal buka selama 24 jam.

Seperti diketahui, puncak arus mudik lebaran tahun ini diprediksi jatuh pada tanggal 31 Mei 2019 (H-5).

Diprediksi 1.383.830 kendaraan meninggalkan Jakarta pada periode arus mudik yang dihitung sejak tanggal 29 Mei 2019 (H-7) hingga 4 Juni 2019 (H-1).

Kapolri dan Panglima TNI

 Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto hadir di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2019) sore.

Keduanya datang untuk melakukan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Tahun 2019.

Pantauan Tribunnews.com, personel gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, hingga Kementerian terkait, sedang bersiaga di depan Monumen Nasional (Monas).

Baca: ‎Kapolri : Sembilan Anggota Jalani Perawatan, Gigi Rontok Sampai Engsel Tangan Terlepas

Sebelum melaksanakan apel, Tito dan Hadi terlebih dahulu melakukan pengecekan pasukan.

Keduanya menaiki sebuah mobil dengan atap terbuka seperti mobil Jeep.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melakukan pengecekan pasukan saat apel gelar pasukan Operasi Ketupat 2019 di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2019).

Mobil itu membawa keduanya berkeliling seraya mengecek pasukan satu per satu.

Amatan Tribunnews.com, Tito menengok ke arah pasukan yang berada di sebelah kirinya.

Baca: Lebaran Tak Perlu Piknik, Deddy Mizwar Lebih Suka Kumpul dengan Keluarga Besar

Di bawah sinar matahari yang mulai berubah kemerahan jelang petang, mantan Kapolda Metro Jaya itu tampak menunjukkan wajah serius selama mengecek.

Namun, tatkala pengecekan selesai dilakukan, jenderal bintang empat itu terlihat tersenyum ke arah awak media.

Pelaksanaan operasi ketupat

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Tahun 2019 di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (28/5).

Dalam amanatnya, Tito Karnavian menyebut Operasi Ketupat 2019 akan digelar selama 13 hari.

Baca: Moeldoko Mengaku Juga Diincar Hingga Harus Dikawal 2 Personel Kopassus

Yakni mulai Rabu dini hari tanggal 29 Mei 2019 hingga Senin tanggal 10 Juni 2019.

Tito Karnavian mengatakan operasi kali ini memiliki karakteristik dibanding operasi yang digelar pada tahun-tahun sebelumnya.

"Operasi Ketupat Tahun 2019 memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan operasi di tahun-tahun sebelumnya. Karena dilaksanakan bersamaan dengan proses penyelenggaraan tahapan Pemilu Tahun 2019," ujar Tito, di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2019).

Hal tersebut, kata dia, membuat potensi kerawanan yang akan dihadapi dalam penyelenggaraan operasi ini semakin kompleks.

Ia menyebut kekompleksan operasi itu terjadi antara lain akibat berbagai gangguan terhadap stabilitas kamtibmas, berupa aksi serangan teror.

Selain itu juga berbagai kejahatan konvensional yang meresahkan masyarakat, seperti pencurian, perampokan, penjambretan, begal, dan premanisme; aksi intoleransi dan kekerasan.

"Kemudian gangguan terhadap kelancaran dan keselamatan transportasi darat, laut, dan udara; permasalahan terkait stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok; bencana alam, dan yang bersifat natural dan manusia," kata dia.

Mantan Kapolda Metro Jaya itu menuturkan ada 11 Polda yang menjadi prioritas, meski dilaksanakan di 34 Polda di seluruh Indonesia.

Polda-polda tersebut antara lain Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, Polda Jawa Tengah, Polda DIY, Polda Jawa Timur, Polda Banten, Polda Lampung, Polda Sumatra Selatan, Polda Sulawesi Selatan, Polda Bali, dan Polda Papua.

Tito juga mengatakan operasi Ketupat Tahun 2019 akan melibatkan 160.335 personel gabungan.

"Terdiri atas 93.589 personel Polri, 13.131 personel TNI, 18.906 personel Kementerian dan Dinas terkait, 11.720 personel Satpol PP, 6.913 personel Pramuka, serta 16.076 personel organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan," tukasnya.

Baca: PSI : Jokowi dan Prabowo Harus Salaman, Cipaka-Cipiki Agar Suasana Politik Dingin

Adapun dalam Operasi Ketupat Tahun 2019 akan digelar 2.448 Pos Pengamanan, 764 Pos Pelayanan, 174 Pos Terpadu, dan 12 lokasi check point sepeda motor, pada pusat aktivitas masyarakat, lokasi rawan gangguan kamtibmas, serta lokasi rawan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.

Sementara terkait objek pengamanan dalam operasi kali ini antara lain berupa 898 terminal, 379 stasiun kereta api, 592 pelabuhan, 212 bandara, 3.097 pusat perbelanjaan, 77.217 masjid, dan 3.530 objek wisata.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini