TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- Tokoh pemuda yang juga Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait mengapresiasi kelahiran Jaringan Kaum Muda (JKM) yang diiniasi oleh para aktivis Cipayung.
JKM terdiri dari mantan Ketua PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Mulyadi P Tafsir, mantan Ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Benni Pramula, mantan Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI) Kartika.
Mantan Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Chrisman Damanik dan mantan Ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) BM Karman. Berindak sebagai Dewan Pembina Bursah Zarnubi
Bertepatan dengan peringatan Hari Pancasila 1 Juni 1945, JKM mengadakan buka puasa bersama sekaligus diskusi dengan tema "Pancasila dan Islam."
Hadir dalam diskusi ini sebagai pembicara kunci pakar keagamaan dan kebangsaan, Yudi Latif.
"Saya mengapresiasi iniasi anak-anak muda aktivis dalam memperingati Hari Pancasila. Pancasila harus kita kampanyekan terus menerus sehingga menjadi nilai yang benar-benar tumbuh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Maruarar.
Secara khusus, Maruarar juga mengapresiasi Bursah Zarnubi yang selalu dekat dengat para aktivis.
Kedekatan Bursah dengan aktivis pun sangat luas, bukan hanya lintas organisasi, melainkan juga lintar generasi.
"Bang Bursah menjadi abang dari para aktivis dan giat melakukan komunikasi untuk persatuan Indonesia," ungkap Maruarar.
Sebaliknya, mantan Ketua Umum PB HMI Mulyadi P Tafsir mengatakan bahwa bukan hanya Bursah. Termasuk juga di dalamnya Maruarar Sirait. Bursah dan Maruarar Sirait sama-sama teladan bagi semua aktivis.
"Bang Bursah dan Bang Ara merupakan teladan bagi kita semua. Mereka berdua bisa bertemu dengan siapapun tanpa membedakan suku, agama maupun latarbelakang apapaun," ungkap Mulyadi.
Hal senada disampaikan mantan Ketua Umum KAMMI, Kartika. Menurut Kartika, Maruarar memiliki komitmen untuk merajut semua anak-anak muda. Maruarar tak henti-hentinya menjaga keragaman di antara anak muda.
"Persatuan Indonesia selalu menjadi komitmen Bang Ara," puji Kartika.
Dalam diskusi di depan puluhan peserta, Yudi Latif mengatakan bahwa Pancasila merupakan ideologi besar tentang inklusi sosial.