TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepergian Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono masih sangat terasa bagi Partai Demokrat.
Mendiang Ani Yudhoyono yang wafat pada Sabtu (1/6/2019) lalu, meninggalkan duka mendalam tidak hanya untuk keluarga Susilo Bambang Yudhoyono.
Baca: Anies Baswedan Ditagih Janjinya Bangun Stadion BMW saat Ikut Takbir Keliling
Tetapi juga untuk keluarga besar partai berlambang Mercy tersebut.
Kepala Divisi Hukum dan Advokasi Bantuan Hukum DPP Demokrat, Ferdinand Hutahaean menjelaskan, lebaran tahun ini menjadi yang paling berat dirasakan.
"Iya, ini lebaran kami yang terberat. Tidak hanya untuk keluarga, tetapi juga untuk partai," katanya kepada Tribun, Jakarta, Senin (3/6/2019).
Ia mengatakan pada Minggu (2/6/2019) malam, dirinya ikut dalam pertemuan dengan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono di dalam rumah.
Saat itu, dia melihat baik SBY maupun kedua anaknya, yakni Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono masih sangat terpukul atas kepergian ibunya.
15 Latihan Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Bab 2 Kurikulum Merdeka, Di Bawah Atap
15 Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 4 SD BAB 4 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Meliuk dan Menerjang
Ia mengaku, saat malam itu, AHY mengatakan tidak ada lagi orang tua yang lengkap untuk prosesi sungkeman saat lebaran.
SBY pada lebaran tahun ini, juga berencana untuk tidak melakukan "Open House" di Cikeas karena suasana masih berduka.
"Mas Agus bilang, akan ada yang kurang saat sungkem dengan orangtuanya. Rencananya, tidak open house di hari raya," jelas dia.
Sementara itu, Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, mengatakan bahwa SBY ingin menenangkan pikiran di Cikeas.
"Tadi malam kami berdiskusi untuk beliau coba menata hati sampai mungkin satu minggu di Cikeas dan satu minggu di Kuningan. Itu yang kami sempat diskusikan tadi malam," kata Hinca di Puri Cikeas.
Saat ini, dikatakan Hinca, mental SBY masih belum stabil usai wafatnya sang istri Ani Yudhoyono.
"Beliau masih perlu menata ya, kadang kalau kita berbicara tentang Bu Ani beliau masih menangis. Di sanalah kami mencoba menghibur," lanjutnya.
Meski dalam keadaan berduka, SBY masih akan menerima beberapa kolega atau kerabat yang akan melayat ke kediamannya.
"Tentu jika ada ada tamu datang, tidak mungkin ya tidak diterima karena mungkin saja belum sempat karena masih di luar kota, semua tidak memungkinkan dan sekarang kami semua ada di sini. Karena kemarin ada di Singapura jadi belom sempat," pungkasnya.
Sebelumnya, kedua putera Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), tampak khusyuk dalam lantunan ayat-ayat suci yang dibacakan di tahlilan wafatnya ibunda mereka, Ani Yudhyono, di Puri Cikeas, Bogor, Senin (3/6/2019).
AHY dan Ibas, sapaan karib Edhie Baskoro, menengadahkan tangan, simbol berdoa ketika nama Ani Yudhyono disebutkan dalam doa.
Baca: Momen Jabat Tangan Megawati dan SBY saat Prosesi Pemakaman Ani Yudhoyono
Sementara itu, SBY yang duduk di samping AHY, tampak tegar dan khusyuk mengucap amin.
Kedua tangannya juga menengadah.
Dalam tahlilan tersebut, hadir pula eks Waprea RI Boediono dan Hatta Rajasa selaku perwakilan keluarga besan dari SBY.
Tahlilan sendiri digelar sekira pukul 20.20 WIB, seusai salat isya dan salat tarawih.
Jemaah yang hadir di tahlilan tersebut tak hanya para tokoh dan pejabat, tetapi juga ada dari masyarakat sekitar dan rombongan majelis taklim.
Sosok Cerdas, Rasional, Humanis dan Tangguh
Mantan Menteri Kordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa hadir dalam upacara pemakaman Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu, (2/6/2019).
Hatta Rajasa menceritakan sosok besannya itu. Menurutnya, Ani Yudhoyono sosok yang sangat cerdas dan rasional.
"Namun beliau juga sangat humanis dan tegas," kata Hatta Rajasa.
Hatta menceritakan kenangan terkahirnya bersama Ani Yudhoyono.
Pada 2 Februari lalu, Hatta mengantar Ani Yudhoyono berobat ke Singapura. Dalam pesawat tersebut Ani Yudhoyono mengatakan akan pulang bersama-sama lagi.
Baca: Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno Tidak Tampak di Pemakaman Ani Yudhoyono
"Ibu Ani bilang Insya Allah kita akan pulang bareng-bareng lagi. Saya memang sudah pulang lagi sama Ibu, tapi Ibu pulang naik pesawat hercules dan Ibu sudah tidak ada," pungkasnya.
Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) bercerita mengenai sosok ibunya, Ani Yudhoyono semasa hidup.
Menurut AHY semasa hidupnya, Ani Yudhoyono sangatlah tangguh dan menginspirasi.
"Sebagai perempuan yang lahir dari keluarga prajurit, istri prajurit dan ibu dari prajurit TNI, Ibu Ani dibentuk dan terbentuk menjadi perempuan yang tegar kata tersebut sangat konsisten hingga akhir hayatnya ," kata AHY.
Salah satu contohnya menurut AHY adalah ketika Ani Yudhoyono divonis mengidap kanker darah.
Ibunya tersebut menurut AHY mengatakan bahwa tidak akan menyerah.
"Tidak pernah menyalahkan siapapun, setiap treatment medis yang diberikan dokter beliau dicatat rapi dengan tulisan tangan sendiri, sama sekali tidak ada keluh kesah dari beliau," katanya.
Selain itu, Ani Yudhoyono menurut Agus selalu ingin memberikan yang terbaik untuk bangsa. Banyak gagasan yang ia berikan untuk kebaikan bangsa Indonesia.
Baca: Momen SBY Bersalaman dengan Megawati di Pemakaman Ani Yudhoyono
"Program KIP, Indonesia sehat, Indonesia hijau, Indonesia peduli adalah sebagian saja dari implementasi gagasan beliau," katanya.
Ani Yudhoyoni juga menurut Agus selalu menanamkan nilai kebaikan bagi anak-anaknya. Nila nilai tersebut yakni, berani menegakkan kebenaran dan keadilan. Menghadapi tantangan dengan tegar dan semangat pantang menyerah , serta selalu bersyukur.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan rakyat Indonesia pasti begitu merasa kehilangan atas meninggalnya Ani Yudhoyono.
Sebab ia percaya, seluruh perlakuan dalam perjalanan hidup mendiang, membawa manfaat bagi sekitarnya.
"Kita percaya ibu Ani, seluruh hidupnya itu bermanfaat bagi semua. Insya Allah khusnul khatimah. Dimuliakan di sisi Allah," kata Anies di rumah duka, Minggu (2/6/2019).
Menurutnya, Ani adalah sosok yang mudah bergaul dengan siapa saja. Tanpa memandang latar belakang mereka. Baik itu suku, ras, etnis, agama dan lainnya.
Ani dimata Anies merupakan wanita tangguh yang senang berbicara dengan banyak orang tanpa dibatasi pembawaan lahiriah mereka.
Baca: Daimler Commercial Siapkan Bengkel Siaga dan 4 Service Point untuk Bus Mudik Mercedes-Benz
Ia tumbuh di dalam keluarga pejuang. Seperti yang tampak pada rekam jejak sang ayah, Letnan Jenderal TNI (purn) Sarwo Edhie Wibowo menumpas segala sepak terjang PKI di Indonesia.
"Tumbuh besar dari keluarga pejuang. Ayahnya, Pak Sarwo Edhie Wibowo kita semua kenal sebagai salah satu tokoh dalam pemberantasan PKI di Indonesia," jelas Anies.
Baca: Warga Padati TMP Kalibata, Turut Berduka Cita Ya Pak SBY, Mas Agus, Mas Ibas. . .
Ani, bersama sang suami Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menerapkan status keluarga pejuang itu.
Mereka berdua mengarungi langkah di pemerintahan negeri ini dengan pengaruh-pengaruh baik yang bisa dirasakan hingga kini.
"Dan perjalanan hidup beliau adalah perjalanan hidup bersama pak SBY, dimana keduanya mengabdi untuk bangsa dan negara," pungkasnya.
Komitmen Terhadap Persoalan Ibu dan Anak Serta Lingkungan
Mantan Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Yenny Wahid mengaku banyak kenangan terhadap sosok Ani Yudhoyono.
Yenny Wahid mengatakan Ani Yudhoyono merupakan sosok perempuan yang mempunyai komitmen tinggi terhadap persoalan ibu dan anak.
Baca: Momen Jabat Tangan Megawati dan SBY saat Prosesi Pemakaman Ani Yudhoyono
"Salah satu yang berkesan itu ketika beliau diminta jadi Unicef untuk memperjuangkan soal perlunya ada ruang menyusui untuk ibu-ibu yang ingin memberi ASI eksklusif ya, di ruang publik," ujar Yenny Wahid usai menghadiri pemakaman Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan ( TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu, (6/2/2019).
Menurut putri presiden ke-3 RI Abdurrahman Wahid itu, komitmen yang tinggi tersebut telah berhasil membuat ruang menyusui menjadi kebijakan resmi pemerintah.
Selain itu menurutnya, banyak perjuangan Ani Yudhoyono yang bisa terus dilanjutkan sekarang ini.
Salah satunya yakni kecintaan terhadap lingkungan hidup, dengan membudayakan menanam pohon.
"Di luar itu yang menginspirasi yakni bagaimana kesetiaan beliau ke suami. Bagaimana pengabdian beliau, perlindungan beliau ke anak-anaknya, kasih sayang beliau kepada keluarganya, itu semua bisa kita contoh," katanya.
Belum lagi ketegaran Ani Yudhoyono dalam menghadapi permasalahan atau ujian hidup.
Yenny Wahid mengaku sangat mengetahui bagaimana Ani Yudhoyono begitu tegar dalam menghadapi penyakit yang dideritanya.
"Kebetulan kami juga ke Singapura. Kita juga beberapa kali menguatkan beliau ke sana. Ketika beliau sakit, memberikan semangat untuk berjuang mengatasi penyakitnya," pungkasnya.
Doa Jokowi untuk Ani Yudhoyono
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mendoakan almarhumah Ani Yudhoyono, istri Bambang Yudhoyono (SBY), agar diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Doa itu disampaikan Jokowi saat menjadi inspektur upcara pemakaman Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (2/6/2019).
"Beliau meninggalkan kita semua pada bulan Ramadan, bukan yang sangat baik, bulan yang diturunkan Alquran. Beliau meninggalkan kita pada malam Lailatul Qadar. Semoga Khusnul khotimah," ucap Jokowi.
Jokowi juga menyebut, dirinya beserta masyarakat yang hadir di tempat pemakaman sebagai bentuk penghormatan terakhir atas jasa-jasa Ani Yidhoyono semasa hidup.
Baca: Ani Yudhoyono Bertahan 24 Jam di Masa Kritis, SBY: Saya Tak Ingin Dia Menderita Terlalu Banyak
Baca: Yang Ingin Dilakukan Ani Yudhoyono Seandainya Sembuh dari Kanker Darah
Baca: Jadi Saksi Kebaikan Ani Yudhoyono, Yenny Wahid Beberkan Peran Almarhumah Terhadap Kesehatan Ibu-anak
"Kita hadir di sini untuk memeberikan penghormatan terakhir kepada beliau sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengabdian untuk bangsa dan negara semasa hidupnya," ungkap Jokowi.
Baca: Poppy Sovia Melahirkan Anak Pertama, Jenis Kelaminnya Perempuan
Selain itu, menurut Jokowi, Ani Yudhoyono adalah sosok istri yang sangat setia dalam menemani sang suami dalam menjalani tugas negara.
"Almarhumah adalah istri yang sangat setia menemani SBY dalam membangun bangsa dan negara," pungkas Jokowi.
Sebagai informasi, Ani Yudhoyono wafat pada Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 di National University Hospital Singapura.
Ani wafat setelah menjalani perawatan intensif di Ruang ICU sejak Rabu (29/5/2019) lalu karena sakit kanker darah.