TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat transportasi Dion M menilai, ada tiga faktor yang membuat arus mudik berjalan lancar.
Sebaliknya, tantangan terbesar justru mengelola arus balik beberapa hari ke depan.
"Pembangunan infrastruktur dari kota ke kota baik di Pulau Jawa maupun Sumatera berhasil usai kemacetan," kata Dion dalam keterangannya, Jumat (7/6/2019).
Ia menyebut, kesuksesan arus mudik membuktikan pembangunan infrastruktur nyata berguna bagi mobilitas masyarakat.
Dion melihat kerja sama yang jauh lebih apik antara Kementerian Perhubungan, Polri, dan pemerintah daerah juga menjadi penentu.
"Tentunya kesadaran masyarakat untuk mengutamakan keselamatan juga menjadi faktor tidak kalah penting," katanya.
Baca: Arus Balik Pemudik, Catat Waktu dan Lokasi Sistem Satu Arah yang Diberlakukan di Tol
Ia pun mengapresiasi rencana Kementerian Perhubungan telah menetapkan rekayasa lalu lintas untuk melancarkan arus balik yakni pemberlakuan satu jalur dan lawan arus di sejumlah ruas tol.
Seperti diketahui pemerintah akan memberlakukan satu jalur akan diterapkan di tol Trans-Jawa dari Km 414 Kalikangkung, Semarang, ke arah barat sampai dengan Km 70 di Cikampek Utama.
Sementara pemberlakuan lawan arus dimulai dari Km 70 Cikampek sampai dengan Km 65 ke arah Jakarta yang pelaksanaannya sesuai dinamika di lapangan dengan pertimbangan dari pihak kepolisian.
Baca: Kenali Klasifikasi Rest Area di Jalan Tol Trans Jawa dan Lintas Sumatera
"Keberhasilan mengelola manajemen mudik harus dipertahankan saat mengatur arus balik terutama menyangkut kerja sama yang baik antarpemangku kepentingan dan masyarakat," katanya.
Puncak arus balik diprediksikan pada 8 dan 9 Juni, karena 10 Juni seluruh pegawai negeri masuk kerja seperti biasa.
Pemudik yang akan kembali ke Jakarta sebaiknya dilakukan sebelum puncak arus balik sehingga tidak terkena kemacetan di jalan raya.