News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menhan Sebut Pembelian 11 Pesawat Sukhoi Terkendala Imbal Dagang Dengan Rusia

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu di Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (12/6/2019).

‎Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu menjelaskan proses pembelian 11 pesawat Sukhoi yang tak kunjung rampung.

Ryamizard Ryacudu menyebut, pembelian Sukhoi masih tertahan di Kementerian Perdagangan (Kemendag) karena mekanisme imbal dagang antara Indonesia dan Rusia belum selesai.

Diketahui, Indonesia membayar pembelian pesawat Sukhoi dengan uang dan imbal dagang.

"Kalau antara saya dengan pabrik udah selesai. Kan sudah tanda tangan kontrak. Yang belum selesai adalah Kementerian Perdagangan. Karena ini kan pakai uang dengan pakai imbal dagang. 50 pakai uang 50 persen pakai imbal dagang," ujar Ryamizard Ryacudu di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (12/6/2019).

Baca: Polisi Sita Handphone, Buku Tabungan, dan Rekening Koran Milik Habil Marati

"Artinya kita menjual karet, kelapa sawit itu. Ini yang belum selesai. Kalau saya sih enggak ada masalah. Udah selesai. Tanda tangan kok. Udah salaman. Tinggal nunggu yang kedua aja tuh imbal dagang. Tinggal nunggu pesawatnya aja," lanjutnya.

Ryamizard mengaku belum mendapatkan informasi lebih lanjut bagaimana perkembangan proses di Kementerian Perdagangan.

Pesawat tempur jenis Sukhoi 30 MKI milik Indian Air Force (IAF) di Apron Lanud El Tari Kupang, Jumat (20/7/2018). POS KUPANG/RYAN NONG (Pos Kupang/Ryan Nong)

"Enggak tau saya, enggak nanya. Kalau pertanyaannya dengan pabrik dan saya mah baik-baik aja. Udah selesai kok, tanda tangan," lanjut dia.

Baca: Catatan Tragis Vanuatu Sepekan Sebelum Dijamu Timnas Indonesia

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan mengatakan, proses negosiasi imbal dagang alias barter dengan Rusia masih berjalan.

Rencananya, imbal dagang dilakukan untuk membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 yang ditukar dengan sejumlah komoditas di dalam negeri.

"Intinya menunggu Kemenhan kapan dilaksanakan, kita pihak Rusia dengan imbal beli," kata Oke Nurwan, Rabu (12/6/2019).

Baca: Tim Monster Energy Yamaha Mirip Saat Ducati Kehilangan Stoner kata Massimo Meregalli

Diketahui, Indonesia membeli 11 Sukhoi Su-35 dari Rusia seharga 1,14 milar dollar AS.

Indonesia menawarkan sejumlah komoditas kepada Rusia senilai 570 juta dollar AS. Saat ini, keduanya masih menyusun aturan main kelompok kerja itu.

Berencana beli drone

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pihaknya berencana membeli pesawat tanpa awak atau drone militer untuk memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista) Republik Indonesia.

Hal itu dilakukan sebagai respon atas terhambatnya proses pembelian pesawat tempur Sukhoi.

Ryamizard mengatakan Indonesia akan membeli drone militer dari Tiongkok dan Portugal.

“Ada 10 negara yang menawarkan dan sudah kita pilih dari Tiongkok, dari Portugal juga,” ungkapnya usai memimpin rapat pimpinan Kementerian Pertahanan di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (16/1/2019).

Menhan mengatakan anggaran pembelian drone militer itu sudah masuk Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2019, meskipun dia tak merinci berapa jumlahnya.

Sementara itu Menhan mengakui pembelian 11 unit pesawat tempur Sukhoi (SU-35) dengan sistem imbal beli komoditas pertanian masih terhambat pembayaran dari Kementerian Keuangan.

Baca: Memilih Terjun ke SUngai Sebelum Dibakar Warga, Pencuri Ini Ditangkap Polsek Singosari Malang

“Pembelian Sukhoi itu kan menunggu persetujuan tiga kementerian, sampai ke saya sudah final, saya sudah tanda tangan, sudah salaman tapi yang bayar bukan saya,” tegasnya.

Namun, ia memastikan bahwa setelah pembayaran dilunasi maka 11 unit Sukhoi itu akan tiba di Indonesia.

Baca: Penjual Rujak Cingur yang Viral Jual Dagangannya Rp 60.000 Blak-blakan Ceritakan yang Sebenarnya

“Sukhoi itu pasti akan datang, itu kan sistemnya 50 persen kita jual hasil pertanian seperti kelapa sawit dan sebagainya, lalu sisanya kita bayar, itu kewenangan Kemenkeu tanya mereka saja,” pungkasnya.

Pembelian Sukhoi dengan sistem imbal beli itu tercantum dalam UU No 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

Total nilai pembelian 11 unit Sukhoi dari Rusia itu senilai 1,14 miliar Dolar AS di mana setengahnya dibayar dengan hasil pertanian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini