Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Bulog melakukan persiapan untuk meraih 70 persen pasar Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dengan menyediakan produk pangan berkualitas dan terjangkau khususnya beras medium maupun premium sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi menyampaikan pemerintah memiliki kapasitas menyediakan beras untuk 15,6 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh wilayah Indonesiam
Baik di wilayah perkotaan maupun pelosok yang sulit diakses transportasi biasa dan sinyal operator dengan ketersedian infrastruktur sekarang.
Baca: Sutopo Pamit Jalani Perawatan Medis Kanker Paru-paru di Tiongkok, Ini Permintaanya ke Warga
Baca: Minta Jorge Lorenzo Mikir, Maverick Vinales: Dia Tak Datang ke Boks untuk Minta Maaf
Baca: Cak Imin Pastikan PKB Raih 58 Kursi di Parlemen
Perum Bulog memiliki kurang lebih 37 mesin pengolahan yang tersebar di wilayah penyerapan gabah/beras seluruh Indonesia.
Serta bersinergi dengan mitra Gapoktan maupun swasta dalam penyediaan kebutuhan beras untuk stok cadangan beras pemerintah (CBP).
“Bulog punya kompetensi tersebut sehingga kami yakin mampu meraih pasar BPNT lebih dari 70 persen," kata Tri Wahyudi.
Menurutnya, semester 1 tahun 2019 ini, Bulog mampu menyerap gabah/beras petani sebanyak 650 ribu ton sesuai dengan HPP dalam Inpres no 5/2015 dengan fleksibilitas 10 persen.
Dengan melihat kebutuhan beras BPNT untuk 15,6 juta KPM sebanyak 1,5 juta ton (asumsi 1 KPM menerima 10 Kg), bukanlah hal yang sulit bagi bulog akan menyerap gabah/beras petani di atas HPP.
“Terdapat multiplier effect dengan Bulog sebagai penyedia beras untuk BPNT, petani akan bergairah menanam karena ada kepastian dibeli hasil panennya di atas HPP, agen BPNT (agen himbara dan E-Warong) akan menerima Beras yang berkualitas dan terjangkau harganya,” katanya.