News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Seleksi Calon Pimpinan KPK

Pansel Diminta Tetap Fokus Cari Calon Pimpinan KPK yang Berintegrasi

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Masyarakat Sipil Anti Korupsi Erwin Natosmal Oemar (kiri) didampingi Romo Benny Susetyo (kedua kiri) memberikan Balsem Anti Korupsi raksasa kepada Sekjen MK Janedri M Gaffar (kanan) disaksikan Ketua MK Hamdan Zoelva (kedua kanan) di gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir , Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2013). Balsem anti Korupsi tersebut merupakan simbol peringatan kepada Mahkamah Konstitusi dan Hakim Konstitusi agar tidak masuk angin, lebih waspada dan hati-hati dari upaya penyimpangan serta tidak tersesat dalam menjatuhkan putusan yang menguntungkan koruptor. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diingatkan untuk fokus mencari calon yang berintegritas dan memiliki kemampuan dalam bidang pemberantasan korupsi.

Peneliti Indonesia Legal Roundtable (ILR), Erwin Natosmal Oemar meminta Pansel tak terjebak terhadap persoalan radikalisme ketika menyeleksi calon pimpinan KPK.

"Saya rasa Pansel tidak fokus dan mendalami skala prioritas permasalahan di KPK. Seharusnya Pansel fokus ke isu integritas, problem internal KPK, dan jejak rekam masing-masing calon, yang otomatis dapat mengetahui informasi dan aktivitas calon secara komprehensif," ujar Erwin Natosmal Oemar
kepada Tribunnews.com, Jumat (21/6/2019).

Baca: Andai Akhirnya Sidang MK Putuskan Prabowo-Sandi Kalah dan Jokowi Menang, Begini Sikap Kuasa Hukum 02

Untuk itu menurut dia, cukup Pansel KPK menyerahkan itu kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Intelijen Negara (BIN) dalam proses seleksi Capim KPK.

Khususnya untuk mengantisipasi adanya Calon Pimpinan KPK terpapar ideologi radikalisme.

Sehingga Pansel KPK akan tetap fokus pada isu integritas, problem internal KPK dan memiliki kemampuan dalam bidang pemberantasan korupsi, serta jejak rekam masing-masing calon.

"Jika aktivitasnya hanya memberikan informasi saja, saya rasa tidak persoalan. Karena saya melihat awal keterlibatan lembaga ini dikarenakan adanya kekhawatiran terhadap isu radikalisme di internal lembaga antikorupsi itu," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana.

ICW berharap, Pansel tak perlu terjebak pada persoalan radikalisme ketika menyeleksi calon pimpinan KPK.

Ia memandang Pansel terlalu khawatir sampai menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) lantaran melihat adanya pertumbuhan paham radikalisme di Indonesia.

"Dalam beberapa waktu belakangan narasi yang kerap dilontarkan oleh Panitia Seleksi Pimpinan KPK justru kontraproduktif dengan pemberantasan korupsi. Setidaknya hal ini terkonfirmasi ketika Pansel turut menggandeng BNPT ditambah lagi dengan menaikkan isu radikalisme dalam proses penjaringan," kata Kurnia dalam keterangan pers, Kamis (20/6/2019).

ICW menekankan, fokus pencarian calon pimpinan KPK adalah mencari kandidat yang memiliki wawasan dan kemampuan mumpuni dalam penindakan dan pencegahan korupsi.

"Untuk itu, sebenarnya isu penting yang harus diperhatikan secara serius oleh Pansel adalah memastikan integritas serta rekam jejak dari para pendaftar calon Pimpinan KPK," kata dia.

Kurnia pernah menyebutkan sejumlah kriteria yang patut dimiliki calon pimpinan KPK ke depan.

Beberapa di antaranya, berorientasi pada pemulihan kerugian keuangan negara, memiliki pemahaman lebih terkait penanganan perkara korupsi, mampu memaksimalkan pembangunan budaya antikorupsi, memiliki kemampuan manajerial dan pengelolaan sumber daya manusia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini