Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus menuju Stasiun Senayan Sabtu (13/7/2019) menjadi awal dari rekonsiliasi yang sudah lama didengungkan.
Hal itu disampaikan pengamat politik Leo Agustino kepada Trihunnews.com, Minggu (14/7/2019).
"Pertemuan pertama antara keduanya pasca Pilpres 2019 yang dilakukan secara hangat dan penuh senyum. Saya pikir ini adalah awal yang baik setelah kontestasi Pilpres 2019 yang terasa sangat panas hingga harus mengajukan gugatan hasil Pilpres ke Bawaslu, MK, dan MA," ujar Leo Agustino.
Dia berharap pertemuan ini makin menyatukan energi seluruh anak bangsa untuk membangun bangsa pascapemilu presiden 2019.
Baca: Lewis Hamilton Akui tak Tampil Bagus di Ajang Kualifikasi F1 Inggris 2019
Baca: Gara-Gara Repot Menyusui, Kini Stephanie Meraup Ratusan Juta Sebulan
Baca: Jenazah KW Korban Mutilasi di Bandung Dimakamkan di Temanggung
"Semoga energi yang selama ini diarahkan untuk saling serang, kini seharusnya pasca pertemuan ini energi tersebut diubah untuk sama-sama saling bahu membahu memikirkan pembangunan bangsa dan negara ke depan" harap Leo Agustino.
Harapannya kata dia, para simpatisan dua belah pihak juga menurunkan tensi mereka sehingga ketegangan yang selama ini terjadi menjadi lebih damai.
"Harapan ke depan polarisasi 01 dan 02 tidak lagi terjadi," tegasnya.
Tapi di luar itu semua ada dua catatan penting pasca pertemuan Jokowi dan Prabowo.
Pertama, dia menyebutkan, jangan sampai pertemuan ini membuat Gerindra dan koalisi partainya menjadi kendur dalam mengawasi kerja pemerintah.
"Kita berharap Gerindra dan koalisinya tetap menjadi penyeimbang yang kritis bagi kemajuan bangsa," jelasnya.
Kedua, persoalan yang selama ini dikhawatirkan, bagi-bagi kursi, juga tidak terjadi.
"Pertemuan tersebut harus dipahami sebagai pertemuan kedua tokoh bangsa pasca kontestasi Pilpres guna menurunkan tensi yang sangat tegang pasca pemilihan presiden kemarin," ucapnya.
Kembali Bersatu
Pertemuan Joko Widodo dan Prabowo Subianto pada Sabtu (13/7/2019) adalah momentum untuk kemajuan Indonesia.
Pertemuan ini juga diyakini akan mengakhiri spiritualisasi rasa dendam yang telah merasuk ke seluruh sendi kehidupan masyarakat yang sangat membahayakan eksistensi NKRI.
Hal itu disampaikan Direktur Relawan TKN, Maman Imanulhaq saat memberikan sambutan dalam acara syukuran rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo yang digelar Rumah Kerja Relawan (Rumker) Jokowi Amin di Jatinegara Jakarta, Sabtu (13/7/2019) malam.
"Saya yakin pertemuan ini akan mengakhiri rasa saling benci, curiga dan dendam yang memunculkan narasi tentang negeri yang sakit, kacau, kriminalisasi tokoh dll. Saya berharap semua pendukung kembali bersatu menguatkan persaudaraan sebangsa dan se-Tanah Air," kata Maman.
"Kita merasa lega dengan pertemuan Pak Jokowi dan Pak Prabowo tadi pagi. Karena harus diakui Pilpres 2019 telah memicu keretakan hubungan sosial di masyarakat. Mari kita hentikan aksi bullying, blokir-memblokir akun medsos, fitnah dan ujaran kebencian. Saatnya kita gotong royong membangun Indonesia yang lebih maju dan bermutu," ujar Bendahara Lembaga Dakwah PBNU ini.