Sodik menekankan partainya lebih condong berada di luar pemerintah, lantaran pemerintahan membutuhkan oposisi yang kuat dan loyal.
"Pimpinan kami juga sekaligus mengatakan bahwa kami diluar. Bekerja sama itu dalam pengertian yang lebih luas, artinya membangun bangsa, jangan diartikan bekerja sama itu dalam arti sempit kami masuk di kabinet," kata Sodik Mudjahid di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/7/2019).
Baca: Tanggapan Santai Hotman Paris saat Dilaporkan Pablo Benua Terkait Dugaan Pencemaran dan Fitnah
Baca: NasDem: Jaksa Agung Sudah Bekerja Baik, Kalau Tidak Memenuhi Pasti Sudah Diganti
Baca: Selain Amien Rais, Presiden PKS juga Dikirimi Surat oleh Prabowo Jelang Bertemu Jokowi, Ini Isinya
Baca: Polisi Pastikan Situasi Dekat Stasiun Manggarai Telah Kondusif Usai Terjadi Tawuran Warga
"Oposisi yang baik, kami bekerja sama bagi bangsa. Jangan semua ingin masuk di dalam, oposisi tidak kalah mulianya bagaimana mungkin tanpa oposisi itu pemerintah hanya akan satu sisi, jadi harus ada oposisi yang kuat dan loyal," imbuhnya.
Ia menambahkan kerja sama dalam membangun bangsa tak mesti bergabung ke dalam pemerintahan.
Namun juga bisa berkontribusi di luar pemerintahan.
"Bekerja sama MPR, DPR, di media, masyarakat dan tentu jangan khawatir dalam bidang dan syarat yang konstitusional. Kita juga harus membangun kepada rakyat, terutama kepada elit partai soal kerja sama membangun bangsa," katanya.
Pesan Jokowi untuk oposisi
Pidato Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, pada Minggu (14/7/2019) mendapat apresiasi dari sejumlah publik.
Pidato kemarin adalah pidato pertama kalinya setelah ditetapkan sebagai Presiden Terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dalam pidato tersebut, Jokowi menyampaikan beberapa langkah yang akan ditempuh pemerintahan ke depan. Pada salah satu bagian pidatonya, mantan Wali Kota Solo itu juga menyampaikan pesan kepada kelompok yang memilih akan menjadi oposisi.
1. Jadi oposisi itu mulia
Dalam pidatonya, Jokowi menyebutkan, menjadi oposisi juga posisi yang mulia. Ia menyadari bahwa totalitas dalam mendukung seseorang dalam demokrasi adalah suatu hal yang wajar.
"Dalam demokrasi, mendukung mati-matian seorang kandidat itu boleh. Mendukung dengan militansi yang tinggi itu juga boleh. Menjadi oposisi itu juga sangat mulia. Silakan," kata Jokowi.
Baca: Fadli Zon Jelaskan Maksud Pertemuan Prabowo dengan Jokowi
2. Jangan menjadi oposisi yang menimbulkan dendam