Agus menyebut hingga Selasa (16/7/2019) tercatat ada empat korban meninggal dunia yang disebabkan gempa bumi berkekuatan 7,2 SR (Skala Ritcher) di Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Minggu (14/7/2019) sekitar pukul 16.10 WIT.
"Hari ini korban meninggal dunia bertambah dua orang yang tercatat. Jadi total ada empat orang," kata Agus di Graha BNPB Jakarta Timur pada Selasa (16/7/2019).
Meski begitu, BNPB belum mendapatkan data terkait dua orang korban meninggal tersebut.
"Kalau yang kemarin kan atas nama Ibu Aisyah berumur 51 tahun dari Desa Gane Luar dan Ibu Halimah dari Desa Papaceda, Gane Barat. Kalau yang hari ini kami belum mendapatkan datanya atas nama siapa, nanti kami akan update lagi," kata Agus.
Agus juga menjelaskan, jumlah pengungsi akibat gempa tersebut bertambah dari yang tercatat pada Senin (15/7/2019) berjumlah dua ribu orang menjadi 3.104 orang yang tersebar di 15 titik.
"Titik pengungsian di antaranya Kantor BPBD Halmahera Selatan, Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Selatan, Polres Kabupaten Halmahera Selatan, Masjid Raya, Kantor Lembaga Pemasyarakatan Halsel, SMEA Amasing, Gunung Bobebo. Sisanya berada di lokasi Kecamatan Gane Barat dan Gane Timur ," kata Agus.
Agus mengatakan, BNPB mencatat terdapat 971 unit rumah rusak berat (RB) dengan rincian:
Desa Ranga-Ranga, Kec. Gane Timur Selatan 300, Desa Gane Luar, Kec. Gane Timur Selatan 380, Desa Sawat, Kec. Gane Timur Selatan 6, Desa Gaimu, Kec. Gane Timur Selatan 10, Desa Kuwo, Kec. Gane Timur Selatan 30, Desa Liaro, Kec. Bacan Timur Selatan 22, Desa Tomara, Kec. Bacan Timur Tengah 90, Desa Tanjung Jere, Kec. Gane Timur 2, Desa Lemo Lemo, Kec. Gane Barat Selatan 131.
"Fasilitas pendidikan tujuh unit rusak berat yakni enam gedung sekolah dan satu Paud. Tiga fasilitas peribadatan rusak berat, satu fasilitas kesehatan rusak berat. Tiga jembatan rusak, dua unit di Desa Saketa, satu unit di Desa Pasi Palele," kata Agus.
Agus mengatakan pihak BNPB telah mengirimkan tiga personil Tim Reaksi Cepat BNPB ke kawasan terdampak bencana di Halmahera Selatan untuk melakukan koordinasi serta pendataan dampak gempa.
"Kebutuhan mendesak antara lain beras, air mineral, makanan siap saji mie instan, tikar matras, selimut, terpal, popok bayi, pakaian anak, dan perlengkapan anak," kata Agus.