TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok mengaku kemungkinan tak akan kembali ke dunia politik.
Baru-baru ini, Ahok menyatakan kariernya di ranah politik sudah berakhir.
Pernyataan soal ini disampaikan Ahok saat menerima penghargaan Roosseno Award IX di Roosseno Plaza, Jakarta Selatan, Senin (22/7/2019).
Selengkapnya, berikut 3 pernyataan Ahok soal karier politiknya yang dirangkum dari sejumlah pemberitaan Kompas.com:
1. Tidak lagi dipercaya
Baca: Ahok Sebut Kariernya Kini Sudah Habis, Syafii Maarif Tegaskan BTP Dipenjara Bukan Karena Kriminal
Menurut Ahok, dengan kasus hukum penistaan agama yang pernah menjeratnya dan perceraian dalam rumah tangganya, langkahnya tak akan mulus untuk kembali maju menjadi pejabat publik.
“Saya sudah selesai karier politik saya sesungguhnya, saya katakan,” ujar Ahok.
Ahok mengatakan, hal itu karena tingkat simpati dan kepercayaan terhadap dirinya yang mungkin saja sudah menipis.
"Orang mayoritas beragama sudah mencap saya penista, masyarakat kelas menengah, terutama ibu-ibu, marah karena urusan perceraian saya dan pernikahan saya,” ujar mantan Bupati Bangka Belitung ini.
2. Tak mungkin jadi menteri
Ahok mendapat gelar Asang Lalung yang artinya tokoh muda, teguh, perkasa, dan pemberani, sedangkan Puput Nastiti Devi diberi gelar Idang Bulan yang artinya cahaya purnama. Tribunnews/HO/Masyarakat Dayak Kaltim (Tribunnews/HO/Masyarakat Dayak Kaltim)
Baca: Ahok: Saya Tidak Mungkin Jadi Menteri
Sebagai seorang mantan pejabat publik, Ahok merasa sosoknya sudah cacat secara hukum karena pernah 2 tahun dipenjara atas kasus penistaan agama yang menjeratnya saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Hal ini pula yang membuatnya yakin namanya tidak akan masuk dalam jajaran menteri Kabinet Jilid 2 Joko Widodo.
"Saya tidak mungkin jadi menteri, saya kan sudah cacat di Republik ini,” ujar politisi PDIP ini.
“Bukan pesimistis, tapi saya memberi tahu fakta dan kenyataan," lanjutnya.
3. Tetap ingin bantu rakyat
Ahok didatangi penjual kerak telor saat datang ke Lapangan Banteng. (Youtube/Panggil Saya BTP)
Meski terlihat sangat yakin tidak akan kembali ke dunia politik yang telah membesarkannya, Ahok tetap ingin berbuat untuk rakyat luas dengan caranya sendiri.
Ahok mengatakan, membantu masyarakat menjadi motivasi terbesarnya saat menjadi seorang pemimpin.
“Saya mau menjadi pejabat publik karena saya mempunyai empati. Saya punya belas kasihan sama orang yang saya enggak bisa lakukan pakai uang saya. Uang saya enggak cukup bantu orang begitu banyak,” kata dia.
Kini, meski ia tidak lagi menjadi pejabat, Ahok mengaku akan tampil menghibur banyak orang dengan menjadi seorang penghibur di televisi, baik membawakan acara, komedi, ataupun musik.
“Host saya jangan ditahan-tahan lagi, jadi host, ya ngelawak lah, saya nyanyi agak lumayan, lah,” kata dia.
Apakah keyakinan Ahok tentang karier politiknya akan terbukti?
Tanggapan Syafii Maarif
Dewan Penilai Roosseno Award, Buya Syafii Maarif menilai kalau karier Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di politik belum berakhir.
Sebab menurut tokoh Muhammadiyah in, Ahok dipenjara bukan karena kasus kriminal, melainkan karena politik.
Baca: Ahok Bicara Tentang Peluangnya Jadi Menteri Kabinet Jokowi-Maruf Amin
Dilansir dari Kompas.com, Ahok berpendapat kalau karier perpolitikan dan pemerintahannya tampak tidak akan ada kelanjutan lagi.
Hal ini disampaikan Ahok dalam acara pemberian penghargaan Roosseno Award IX di Roosseno Plaza, Jakarta Selatan, Senin (22/7/2019).
Dalam kesempatan itu, Ahok menyebut karier politiknya sudah selesai.
"Orang mayoritas beragama sudah mencap saya penista, masyarakat kelas menengah, terutama ibu-ibu, marah karena urusan perceraian saya dan pernikahan saya. Jadi, ya sudah sebetulnya sudah selesai (karier politik)," kata Ahok.
Dengan tegas, dia bahkan mengatakan tak mungkin jadi menteri pada pemerintahan Joko Widodo - Maruf Amin periode 2019-2024.
Desakan agar Ahok masuk kembali dalam pemerintahan memang kerap muncul dari para warganet.
Namun, Ahok memupuskan harapan itu dengan mengatakan tak mungkin menjadi menteri.
"Saya tidak mungkin jadi menteri, saya kan sudah cacat di Republik ini. Bukan pesimistis, tapi saya memberi tahu fakta dan kenyataan," kata Ahok.
Nama tak seharum dulu Ada alasan yang membuat Ahok cenderung menarik diri dari peluang terjun kembali ke dunia pemerintahan.
Dia merasa namanya tidak seharum dulu. Hal ini karena dirinya sudah pernah terjerat kasus hukum.
Dia mengacu pada kasus penodaan agama yang pernah menjeratnya.
Ahok pernah ditahan selama 2 tahun karena terbukti bersalah dalam kasus itu.
Belum lagi dinamika rumah tangganya yang berlangsung sejak ia masih di dalam tahanan. Ahok bercerai dengan istrinya, Veronica Tan.
Kemudian menikah lagi setelah bebas dari penjara.
"Orang mayoritas beragama sudah mencap saya penista, masyarakat kelas menengah terutama ibu-ibu, marah karena urusan perceraian saya'" ujar Ahok.
Lagi pula, Ahok tidak ingin ada pihak yang merasa diambil posisinya jika dia masuk lagi ke dunia politik atau pemerintahan.
Ahok sudah cukup puas dengan dengan kehidupan sederhananya.
Ke depan, Ahok tetap ingin membantu rakyat dengan caranya sendiri.
Salah satunya menjadi pembawa acara (host) di stasiun televisi.
"Host saya jangan ditahan-tahan lagi, jadi host, ya ngelawak lah, saya nyanyi agak lumayan, lah," canda Ahok.
Menanggapi pernyataan Ahok tersebut, Buya Syafii Maarif justru memiliki tanggapan sebaliknya.
Menurutnya karier Ahok baik di politisi maupun pemerintahan sesungguhnya belum habis.
Sebab menurut dia, politik itu tidak terlalu tertutup dengan penjara.
"Saya rasa karier Ahok melalui politisi belum habis, politik itu kan nggak terlalu tertutup dengan penjara," ujarnya dilansir TribunnewsBogor.com di Kompas TV, Selasa (23/7/2019).
Apalagi menurut Buya Syafii Maarif, Ahok dipenjara karena konflik politik.
"Karena dia dipenjara sebetulnya kan bukan karena kriminal, tapi karena politik menurut saya, walaupun dia dituduh macam-macam," jelasnya.
Tak hanya itu, Buya Syafii Maarif juga menjelaskan kalau dipilihnya Ahok sebagai penerima Roossano Award yakni karena ia dinilai sebagai sosok yang membenahi birokrasi dan gebrakannya yang sangat fenomenal.
"Untuk DKI terutama, ada barisan kuning yang membersihkan Sungai Ciliwung itu kan sangat menarik, dan disiplin juga, kemudian juga mengontrol anggaran APBD dengan sangat baik," ungkapnya.
Ia pun setuju bahwa apa yang dilakukan Ahok karena ia menjalankan standar kepala daerah.
Baca: Lilik Jalan Kaki dari DIY ke Jakarta, Bayar Nazar Amien Rais, Bawa Wayang Sengkuni Hingga Reaksi PAN
"Tapi Ahok itu kelebihannya dia menjalankan itu, yang lain tidak, atau tidak sepenuhnya menjalankan, jadi Ahok sesuai dengan sumpah jabatannya dia berbuat," bebernya.
"Jadi Ahok satu kali dia pernah bilang ke saya bahwa dia jadi penjabat publik itu supaya dia bisa memberi uang negara itu untuk rakyat, untuk pembangunan, untuk bangsa, dia punya otoritas untuk itu," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Ahok dan 3 Pernyataan soal Karier Politiknya...