Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) terkait antisipasi bencana kekeringan, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menyebut pentingnya prediksi iklim dan cuaca yang akurat.
Ia mengatakan bahwa penerapan opsi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menciptakan hujan buatan, membutuhkan hal tersebut.
Dalam hal ini, penjelasan mengenai iklim dan cuaca bisa diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Hammam kemudian menjelaskan, jika kondisi atmosfer ideal atau dengan kata lain memiliki 'awan potensial', maka upaya untuk menurunkan hujan buatan akan lebih efektif.
Namun karena saat ini telah memasuki masa puncak musim kemarau, maka potensi keberadaan awan-awan itu minim.
Terutama untuk wilayah Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, jika itu dilihat secara menyeluruh.
Pernyataan tersebut ia sampaikan usai rakor yang digelar di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Senin (22/7/2019).
"Pada Rakor (di BNPB), menurut data BMKG, kondisi cuaca saat ini tidak memungkinkan adanya potensi awan untuk membuat menjadi hujan di wilayah Jawa, Bali hingga NTT secara keseluruhan," ujar Hammam.
Baca: Hari Ini Eks Plt Ketum PSSI Joko Driyono Akan Divonis Hakim, Ini Pernyataan Pengacara dan Jaksanya
Baca: Pengakuan Brigpol IP Hingga Menembak Mati Ridwan yang Coba Memalaknya
Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini, Selasa 23 Juli 2019: Aries Hati-hati, Cancer akan Hadapi Situasi Sulit
Baca: Bidikan Kamera Aisyahrani Ini yang Memicu Dugaan Hamil Syahrini Istri Reino Barack Makin Kuat
Sedangkan untuk mengadakan hujan buatan secara lokal, masih berpotensi karena adanya potensi awan yang disebut 'intraseasonal monsoon'.
"Namun secara lokal, ada kemungkinan potensi awan yang disebut intraseasonal monsoon, yang berpotensi menjadi hujan," kata Hammam.
Dalam rakor bersama BNPB dan BMKG itu, telah diputuskan bahwa Posko Utama terkait pelaksanaan Operasi TMC akan didirikan di dua titik, yakni Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dan posko di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pendirian posko pada dua lokasi itu bertujuan untuk mengantisipasi adanya potensi awan lokal.
Jika potensi awan itu muncul, maka operasi TMC akan langsung dilakukan untuk menciptakan hujan buatan.