Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memastikan Presiden Kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri akan bertemu dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto hari ini Rabu (24/7/2019).
Baca: Jaringan Kyai Sumbar Minta Jokowi Sertakan Tokoh Minangkabau dalam Kabinet
Hasto Kristiyanto menjelaskan pertemuan dua tokoh yang pernah berpasangan di pilpres 2009 lalu itu.
Namun hingga berita ini diturunkan belum didapat kepastian apakah Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut hadir.
"Pertemuan ( Megawati dan Prabowo) di Teuku Umar," ungkap Hasto.
Baca: Rencana Pertemuan Megawati-Prabowo, Cak Imin: Bagus Untuk Kebersamaan Yang Kuat
Pertemuan Megawati dengan Prabowotidak bisa dilepaskan dari peringatan 18 tahun lalu, ketika Ketua Umum PDI Perjuangan itu dilantik menjadi Presiden kelima RI.
Sekaligus Megawati merupakan presiden perempuan pertama di Indonesia.
"Pada 23 Juli, tepat dimana 18 tahun lalu Ibu Megawati Soekarnoputri dilantik sebagai Presiden kelima, presiden perempuan pertama di Indonesia. Menyandang sebutan juga sebagai Presiden Mandataris MPR terakhir,"ujar Hasto Kristiyanto.
Baca: Maruf Amin Sambut Baik Rencana Pertemuan Jokowi, Megawati, dan Prabowo
Dalam mengemban amanat rakyat saat itu, Megawati membentuk Kabinet Gotong royong. Semangat gotong royong yang menjadi intisari Pancasila itulah yang terus dijalankan oleh Megawati.
Baca: PDIP: Pertemuan Megawati dan Prabowo Besok Jangan Dimaknai Pembentukan Koalisi
Atas dasar semangat yang sama, ungkap Hasto maka Megawati akan bertemu dengan Prabowo Subianto.
Pertemuan ini adalah tradisi silaturahim yang baik untuk dijalankan para pemimpin.
“Pada saat kampanye pilpres pun, hubungan antara Ibu Mega dan Pak Prabowo berjalan baik, saling menghormati dan tidak pernah terlontar hal-hal yang membuat adanya jarak," kenang Hasto Kristiyanto.
"Ibu Mega percaya pada kenegarawanan Pak Prabowo dan sama halnya dengan Pak Jokowi, kepemimpinan yang memersatukan dan diwarnai dengan dialog antar pemimpin, merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan,” jelas Hasto Kristiyanto.
Menurut Hasto Kristiyanto, pertemuan dua tokoh politik ini menyangkut aspek mendasar, persahabatan antar pemimpin.
Meski dalam pilihan politik berbeda, tetapi memiliki komitmen utk berdialog dan meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya.
Baca: Dua Kali ke Polres Jaksel, Ternyata Sang Bunda Belum Bisa Bertemu Jefri Nichole