Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi menyebut, regenerasi kepemimpinan PDI Perjuangan hanya menunggu waktu.
Sebab, ia menilai, Megawati Soekarnoputri telah menjabat sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan sejak tahun 1999.
Hal itu disampaikan J Kristiyadi saat diskusi bertajuk 'Membaca Kongres PDIP: Who Will Be The Next?' di Kantor Para Syndicate, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (2/8/2019).
"Bagaimanapun juga kan ini (red-regenerasi) soal waktu. Waktu itu kan tirani," ujar J Kristiadi.
Baca: Polisi Tangkap Pelaku Perusakan Pos Satpam Rumah Menteri Susi di Pangandaran
Baca: Terungkap Kronologi Prada DP Bunuh dan Mutilasi Kekasihnya, Jenazah Korban Sempat Mau Dibakar
Baca: Pria di Cilincing Siram Kakak Kandungnya dengan Minyak Panas, Motif dan Rekam Jejak Pelaku Terungkap
Kristiadi menyebutkan soal regenerasi itu sebetulnya sudah dirasakan juga oleh Megawati.
Namun, ia menilai, soal cara regenerasi yang belum pernah diketahui publik.
"Itu adalah wajib sebab tidak ada yang bisa melawan tirani waktu itu. Tapi bentuknya apa saya belum tahu," kata J Kristiadi.
Terkait kedua anak Megawati, yakni Puan Maharani dan Prananda Prabowo yang disebut akan melanjutkan kepemimpinan Megawati, Kristiadi menyebut hal tersebut perlu diuji.
"Saya belum tahu apakah itu Mbak Puan atau Mas Prananda (red-jadi ketua umum) saya belum tahu," jelasnya.
Megawati kemungkinan kembali pimpin PDIP
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, Kongres V PDIP belum bisa memastikan akan ada penambahan struktur partai seperti Wakil Ketua Umum ataupun Ketua Harian.
Namun, Hasto memastikan, struktur tersebut akan dibahas khusus dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Kongres tersebut.
Ia juga mengisyaratakan, jika Megawati akan kembali terpilih sebagai Ketum PDIP berikutnya.