Ia mengatakan, saat itu dirinya memasak air di dapur usai santap malam.
Saat sedang asik duduk, suara gemuruh terdengar kencang dari luar rumah.
Raniah beranggapan suara gemuruh berasal dari suara mobil truk yang melintas di jalan kampungnya.
Namun, tiba-tiba bangunan rumahnya yang baru direnovasi pascatsunami Banten Desember 2018 silam bergoyang keras.
Baca: Pentingnya Anak Muda Indonesia Menjaga Perdamaian Dunia
Baca: Pemkot Surabaya Perang Terbuka dengan Anggota TGUPP Jakarta Soal Sampah, Ini Kata Pengamat
Baca: Cegah Kanker hingga Redakan Nyeri Sendi, Inilah Manfaat Tak Terduga Ubi Jalar
"Karena di sini sedang angin kencang, kirain angin kencang. Tiba-tiba ada suara gemuruh kencang, dikira mobil truk lewat, tau-tau rumah langsung goyang," ucap Raniah kepada Tribunnews.com, melalui sambungan telepon, Jumat (2/8/2019) malam.
Ia lalu bercerita, warga di sekitar tempat tinggalnya berhamburan keluar rumah.
Saat keluar rumah, listrik di kampungnya seketika padam.
Kepanikan warga pun memuncak karena setelah gempa hebat, suasa kampung seketika gelap gulita.
"Langsung warga keluar dan mati lampu, langsung listriknya mati, makannya orang kelabakan. Orang-orang bingung mau kemana karena gelap, semua pada menjerit," ungkapnya.
Cabut peringatan tsunami
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencabut peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa Magnitudo 7.4, Jumat (2/7/2019) pukul 19:03:25 WIB.
"Peringatan Dini TSUNAMI yang disebabkan oleh gempa Mag:7.4, 02-Agu-19 19:03:25 WIB, dinyatakan telah berakhir," tulis BMKG.
Sebelumnya gempa bumi yang berpusat di Sumur, Pandeglang, Banten tersebut dinyatakan BMKG berpotensi menimbulkan tsunami.
Dikutip Tribunnews.com dari tayangan KompasTV Breaking News Gempa Magnitudo 7,4 malam ini.