Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Gempa berkekuatan M 6,9 yang terjadi semalam menimbulkan kepanikan warga desa Sumur provinsi Banten.
Kepanikan terjadi karena muncul peringatan dari BMKG akan potensi tsunami.
Namun suasana pagi ini, warga setelah terjadinya gempa berangsur mulai pulang kerumah mereka masing-masing.
"Suasanya terkini sudah kondusif dan warga sudah beraktivitas kembali seperti biasa di desa Sumur, warga sudah kembali ke rumah mereka masing-masing pukul 12.00 malam tadi," ucap Brigjen Drs. Tomex Korniawan, Wakapolda Banten saat memberi keterangan di Polsek Cibaliung Pandeglang, Banten (03/08/2019).
Baca: Mengapa Gempa Banten Bisa Dirasakan sampai Yogyakarta hingga Mataram? Ini Penjelasannya
Kepanikan sempat terjadi, warga yang berada di dataran rendah melakukan evakuasi ke dataran yang lebih tinggi untuk berlindung dan mengantisipasi akan terjadinya tsunami.
Wakapolda Brigjen Drs. Tomex Korniawan memastikan setelah potensi tsunami dicabut warga langsung diarahkan untuk kembali kerumah mereka masing-masing.
Tidak ada kerusakan dan korban jiwa di desa Sumur Pandeglang karena efek dari gempa yang terjadi hanya getaran saja.
Dampak gempa
Gempa mengguncang Banten dan sekitarnya, Jumat (2/8/2019) sekitar pukul 19.03 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa berpusat di 7.54 LS,104.58 BT, 147 km barat daya Sumur, Banten.
Pusat gempa berada di kedalaman 10 km. Gempa disebut berpotensi tsunami.
Gempa yang berpusat di Sumur Banten semalam membuat ribuan orang mengungsi.
Gempa ini terasa cukup lama di Jakarta, Lampung, Yogyakarta, Banyuwangi, sampai Mataram.
Data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB pada 2 Agustus 2019, pukul 22.10 WIB mencatat 7 rumah rusak berat, 3 rusak sedang dan 5 lainnya rusak ringan.
Data rumah rusak berat teridentifikasi di wilayah Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat.
Kerusakan rumah sebanyak 5 unit rusak berat di Desa Neglasari dan 1 unit di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur.
Rumah rusak berat lain tercatat 1 unit di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, Bandung Barat.
Selain itu kerusakan di kabupaten ini juga terjadi di Kecamatan Cipatat dan Cililin.
Satu rumah rusak ringan di Desa Cirawa Mekar Kecamatan Cipatat, sedangkan 4 lainnya di Kecamatan Cililin.
Sementara itu, dua unit rumah mengalami rusak ringan dan rusak sedang di Kabupaten Sukabumi.
Rincian kerusakan 1 unit di Desa Jayabakti Kecamatan Cidahu dan 1 lagi di Desa Sukatani, Kecamatan Parakansalak. Kerusakan juga terjadi pada bangunan Majelis Ta’lim di Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, dengan kategori rusak ringan.
Di Kota Bogor, BPBD setempat melaporkan 1 unit rumah mengalami retak-retak.
Berdasarkan pantauan Pusdalops BNPB, sejumlah 1.000 warga mengungsi di halaman Kantor Gubernur Provinsi Lampung.
Sejumlah 50 lainnya di Kabupaten Lampung Selatan mengungsi di EX Hotel Lima Enam.
Gempa bumi bermagnitudo 6,9, yang sebelumnya dirilis bermagnitudo 7,4 ini dirasakan dengan durasi berbeda di beberapa wilayah.
Warga di Kabupaten Pandeglang merasakan getaran 5 – 10 detik. Warga panik dan keluar rumah.
"Sebagian dari mereka mengungsi ke dataran yang tinggi," ujar Agus Wibowo Plh. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB dalam keterangannya.
Warga di Kabupaten Lampung Selatan merasakan gempa 1 – 5 detik.
"Mereka juga panik namun tetap waspada. Sedangkan warga Sukabumi, mereka merasakan getaran lebih lama yaitu 15 – 20 detik," ujarnya.
Masyarakat terpantau panik dan keluar rumah.
Demikian juga dengan warga Kabupaten Cianjur yang juga merasakan getaran sekitar 20 detik.
Durasi pendek dirasakan warga Kabupaten Bandung dan Bandung Barat dengan waktu 5 – 7 detik, sedangkan Kota Bogor 15 – 25 detik.
Sementara itu, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan bahwa peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa berakhir pada pukul 21.35 WIB.
Gempa magnitudo 6.9 ini terjadi pada pukul 19.03 WIB yang berlokasi 147 km barat daya Sumur, Banten.