TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Digelarnya Kongres Diaspora Indonesia ke-5 (The Fifth Congress of Indonesian Diaspora) pada hari ini, turut menjadi perhatian bagi para tokoh tanah air.
Seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza dalam wawancara eksklusif bersama Tribunnews, di Kantor BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019).
Ia mengaku setuju terkait adanya pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk SDM yang berfokus pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 memang tidak lagi terlalu berfokus pada infrastruktur, namun pada peningkatan kualitas SDM.
Perlu diketahui, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2020 mengambil tema peningkatan SDM dalam pertumbuhan yang berkualitas.
Pemerintah memang akan lebih fokus pada pengembangan SDM dan penguasaan terhadap IPTEK.
Hal itu agar kelak Indonesia bisa tumbuh secara berkelanjutan atau sesuai Sustainable Development Goals (SDGs) yang memiliki target berpenghasilan menengah tinggi.
Melihat fokus Pemerintah yang mulai bergeser pada pembangunan SDM, Hammam pun mendukung penuh hal tersebut.
Baca: YLKI Imbau Daging Kurban Tidak Dibungkus Kantong Plastik
"Pembangunan SDM itu harus jadi prioritas, saya setuju dan sangat mendukung kalau memang SDM IPTEK itu, pembangunan Sumber Daya Manusia menjadi prioritas di dalam RPJMN 4 ini," ujar Hammam kepada Tribunnews.
Ia kemudian menyampaikan apa yang telah disampaikan Presiden ke-3 RI BJ Habibie yang juga pernah menjabat sebagai Kepala BPPT, terkait apa yang harus dimiliki negara ini agar bisa disebut sebagai negara maju.
"Jadi ingat apa yang disampaikan oleh Pak Habibie soal bagaimana Indonesia itu tumbuh menjadi negara maju," jelas Hammam.
Untuk menjadi negara maju, pemerintah harus memperhatikan faktor pemerataan SDM serta penguasaan IPTEK.
Mulai dari physical resources atau natural capital yakni Sumber Daya Alam (SDA) hingga Labor (Sumber Daya Manusia).
Untuk labor, pemerintah harus bisa memperhatikan bahwa labor ini dimaknai untuk semua kalangan pekerja.
Baca: Pelarian Abdul Lahab Berakhir Setelah 2 Peluru Bersarang di Dada, Dia Tewas 4 Hari Usai Baku Tembak
"Ya harus pemerataan SDM, penguasaan teknologi, kita kemudian bisa memberikan nilai tambah maksimal terhadap capital. Capital kita Sumber Daya Alam, labor Sumber Daya Manusia nya yang tidak hanya pekerja murah tapi yang memang smart," kata Hammam.
Selain natural capital dan labor, faktor lainnya yang harus diperhatikan adalah kontribusi IPTEK dalam memajukan pembangunan.
"Kemudian kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam kegiatan-kegiatan pembangunan nasional," papar Hammam.
Lebih lanjut, mantan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT itu menyebut bahwa apa yang dihasilkan oleh para SDM IPTEK akan menjadi landasan pembangunan nasional.
Hal itu tertuang dalam Undang-undang (UU) Sistem Nasional (Sisnas) IPTEK yang telah disahkan DPR pada 16 Juli 2019.
"Alhamdulillah (itu) sudah jadi landasan dalam Undang-undang Sinas IPTEK itu," pungkas Hammam.
Kongres Diaspora Indonesia ke-5 (The Fifth Congress of Indonesian Diaspora) sengaja digelar untuk mendukung satu dari lima visi yang disampaikan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu terkait kepemimpinannya pada periode kedua.
Acara ini akan berfokus pada upaya dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), sesuai dengan visi yang disampaikan Jokowi.
Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0, para diaspora ini diharapkan mampu berkontribusi dalam percepatan pembangunan Indonesia.
Baca: Warga Klodran Solo Mendapat Bantuan Sapi Kurban dari PT Bintang Toedjoe-Tribunnews
Perlu diketahui, kongres itu akan dihelat di The Kasablanka Hall, Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, dan dibuka pada hari ini, Sabtu (10/7/2019).
Nantinya kongres dilanjutkan pada 12 dan 13 Agustus mendatang.
Diperkirakan 5.000 partisipan akan hadir dalam kongres ini, baik dari dalam maupun luar negeri.
Rencananya kongres tersebut akan dihadiri pula oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto untuk mengisi sesi 'Diaspora Perspective: Step for Indonesia To Thrive In The Era of Industrial Revolution 4.0'.
Selain itu, akan hadir juga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil serta Wali Kota Bogor Bima Arya.