News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sejarah Gelap Tradisi Panjat Pinang, Jadi Ajang Lelucon Bagi Belanda Melihat Kebodohan Para Pribumi

Penulis: Grid Network
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peserta panjat pinang menahan beban rekannya, saling membantu untuk sampai puncak meraih hadiah pada acara agustusan di lahan Sungai Citarum yang mengering di RT 05 RW 04 Kampung Bojongsayang, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu (19/8/2018). Kegiatan tersebut dalam rangka memeriahkan HUT ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) *** Local Caption ***

TRIBUNNEWS.COM - Sudah menjadi pengetahuan umum bila Panjat Pinang merupakan salah satu perlombaan yang paling sering diadakan untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI.

Selain mengundang tawa dan menarik untuk disaksikan, Panjat Pinang kerap kali menjadi perlombaan saat HUT RI yang mengajarkan pentingnya kerja sama kelompok untuk mencapai keberhasilan.

Namun apa jadinya bila perlombaan yang kerap diadakan saat HUT Kemerdekaan RI ini ternyata memiliki sejarah gelap pada masa penjajahan Belanda dulu?

Dilansir dari Warta Kota, Panjat Pinang telah menjadi tradisi rakyat untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI.

Lomba panjat pinang merupakan salah satu perlombaan paling ikonik yang dilaksanakan pada hari perayaan kemerdekaan Indonesia.

Bagaimana tidak, sekelompok pria harus memanjat batang pohon pinang yang telah diolesi minyak atau oli.

Alhasil peserta harus memiliki strategi dan kerja sama yang baik agar bisa menggapai hadiah yang digantung di pucuk tiang.

Selain membutuhkan ketangkasan dan kerja sama yang baik, perlombaan Panjat Pinang menjadi salah satu tradisi yang dinanti-nanti para warga.

BACA SELANJUTNYA

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini