News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusuh di Papua

PB HMI Sesalkan Dugaan Diskriminasi dan Intimidasi kepada Mahasiswa Papua di Surabaya

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) R. Saddam Al Jihad saat berada di Sorong, Papua Barat.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) R. Saddam Al Jihad menyesalkan dugaan intimidasi dan diskriminasi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.

"Seharusnya setiap anak bangsa tidak merusak bangsanya sendiri dengan tindakan diskriminasi dan intimidasi terhadap sesama putera bangsa," ujar Saddam dalam keterangannya, Senin (19/8/2019).

Saddam penulis buku "Pancasila Ideologi Dunia" ini menegaskan bahwa perlu diingat kalau burung Garuda berasal dari Papua.

Baca: Kumpulan Video dan Foto Rusuh di Papua, Massa Serang Aparat hingga Pembakaran

Artinya lambang ideologi bangsa Indonesia ada di Papua, sehingga siapapun pihak yang mendiskriminasi mahasiswa Papua sudah menghina simbol pemersatuan bangsa.

"Mesti ada tindakan tegas untuk siapapun yang merusak integrasi bangsa. Saat ini sebenarnya kita diuji soal persatuan itu sendiri," kata Mahasiswa doktoral ilmu pemerintahan ini.

Baca: KRONOLOGI AWAL Pecahnya Kerusuhan di Manokwari hingga Kondisi Papua Terkini

Anak muda usia 28 tahun ini juga berpesan pada generasi milenial untuk mengingat kembali kepada entitas nusantara dan kebudayaan yang harus diprioritaskan.

"Semua berbicara teknologi, lalu siapa yang berbicara pemersatuan nusantara?" tanya Saddam.

Saddam mengajak untuk kedepan ada 3 hal penting yaitu bahwa menyelamatkan integrasi bangsa dengan tidak melakukan tindakan diskriminasi, intimidasi, dan rasial yang berujung pada hancurnya elemen penting kebangsaan.

Sekali lagi Saddam mengajak untuk menggaungkan Indonesia tanpa diskriminasi, dan mendorong pihak aparat untuk menindak pelaku diskriminatif yang merusak sendi persatuan bangsa.

"Dan semua elemen pemuda juga semestinya menjadi cooling system terhadap kondisi yang terjadi. Jangan ikut terprovokasi demi merawat kebangsaan," tegasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini