Tak berapa lama kemudian para narapidana melakukan pembakaran, sehingga para narapidana berhasil keluar melarikan diri.
Pada saat aksi itu terjadi, tidak ada aparat kepolisian dan TNI yang datang memberikan bantuan, karena mereka sedang mengamankan sejumlah titik-titik yang menjadi sasaran amuk massa.
“Memang minim pengamanan petugas, karena ada beberapa titik jadi sasaran anarkis massa,”tuturnya.
Sementara itu di Jayapura, ribuan massa yang terdiri dari mahasiswa dan warga yang memggelar aksi di halaman Kantor Gubernur Dok 2, ditemui Gubernur Papua Lukas Enembe.
Para pendemo yang melakukan aksi protes terhadap penangkapan 43 mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, kemudian mendengar arahan dari Gubernur Papua Lukas Enembe.
Gubernur mengungkapkan kepada massa bahwa, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa telah menelponnya untuk meminta maaf atas aksi yang diterima mahasiswa papua di Surabaya pada 16 Agustus 2019.
"Saya sampaikan pada Gubernur Jatim, orang papua mencintai Gusdur, dan ibu Gubernur kadernya Gusdur, kenapa mahasiswa saya dianiaya seperti itu hanya karena masalah bendera, tidak dibenarkan," tegas Lukas Enembe.
Gubernur Lukas mempertanyakan Gubernur Khofifah yang tidak menerjunkan Banser untuk membela mahasiswa Papua yang diserang oleh Organisasi kemasyarakatan lainnya.
"Ibu gubernur minta maaf bukan mewakili warga Jatim, tapi keompok tertentu,”kata Gubernur Lukas.
Enembe menyayangkan hal tersebut karena saat ini sudah banyak orang Papua yang bisa membuktikan diri di dunia internasional.
"Saya sduah sampaikan ke pemerintah, orang Papua punya martabat yang tinggi, harga diri yang tinggi, terbukti anak-anak saya sekarang di seluruh dunia, 1.500 orang saya kirim dan mereka berhasil mencapai nilai yang bagus. Kenapa 74 tahun Indonesia merdeka masih ada orang yang berpikiran seperti jaman penjajahan,"tegasnya.
Enembe sebagai perwakilan pemerintah pusat di Papua, berjanji akan menyampaikan aspirasi para pendemo ke Jakarta dan memuji mereka karena dalam aksi long march, para pendemo tetap menjaga keamanan.
"Saya berterimakasih kepada massa, tidak melakukan anrkisme, beda dengan Manokwari, tidak boleh terprovokasi. Kita manusia bermartabat," ketuS Enembe.
Setelah mendengar pernyataan Enembe, para pendemo membubarkan diri dengan tertib.
Massa yang membawa kendaraan bermotor, pulang dengan sendirinya dan massa yang berjalan kaki diantar ke beberapa titik pengantaran dengan menggunakan truk.