News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusuh di Papua

Ngabalin: Orang Papua Berjiwa Penyayang

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin yakin situasi di Papua dan Papua Barat sebagai reaksi atas penangkapan mahasiswa asal Papua di Jawa Timur tak akan berlangsung lama.

Ia meyakini hal tersebut karena sejumlah pihak sudah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka seperti Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Sebagai putra asli Fakfak, Papua Barat, Ngabalin mengatakan masyarakat Papua sejatinya berjiwa penyayang dan tidak suka memperpanjang masalah.

“Orang Papua itu sebetulnya penyejuk dan penyayang, kalau sudah ada permintaan maaf itu sudah memberikan efek luar biasa bagi kebersamaan kita sebagai bangsa. Saya apresiasi pernyataan sejumlah pihak yang sudah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka,” ungkap Ngabalin usai mengikuti rapat koordinasi di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2019).

Baca: Gubernur Lukas Enembe: Kenapa Tak Terjunkan Banser untuk Bela Mahasiswa Papua yang Dipersekusi

Ngabalin mengatakan, kepala daerah dan tokoh masyarakat, tokoh agama serta tokoh adat setempat memiliki peranan penting untik meredakan situasi.

Baca: Siapa Pihak yang Dimaksud Kapolri Memobilisasi Massa Saat Rusuh di Kota Manokwari?

Ia menganjurkan kepala daerah untuk serta tokoh masyarakat untuk menerima aspirasi pendemo yang merupakan reaksi atas kejadian yang melibatkan mahasiswa asal Papua di sejumlah lokasi di Jawa Timur.

“Yang penting tokoh adat, pendeta, pastor, kiai, dan ustadz di sana menyampaikan bahwa situasi aman,” tegasnya.

Untuk menghindari semakin memanasnya situasi, Ngabalin meminta masyarakat untuk cermat menyaring informasi di internet yang bersifat provokasi serta hoaks.

“Tidak ada cara lain selain mengimbau agar tidak menyebarkan provokasi yang tidak baik bagi masyarakat Papua, karena situasi sebenarnya tidak seperti yang beredar di media sosial,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini