Fadli Zon membantah ditolak masuk ke Asmara Mahasiswa Papua. Ia juga akan menginvestigasi kader Gerindra yang jadi korlap saat aksi di Asmara Papua.
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon membantah adanya penolakan saat ia dan rombongan berkunjung ke Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Rabu (21/8/2019).
Karena gagal bertemu dengan para penghuni Asmara Mahasiswa Papua, Fadli Zon bertemu dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Fadli Zon juga akan menginvestigasi seorang kader Gerindra yang jadi korlap aksi di Asmara Mahasiswa Papua, Jumat (16/8/2019).
Aksi yang dilakukan sejumlah ormas inilah yang diduga jadi pemicu kerusuhan di wilayah Papua, seperti di Manokwari, Jayapura, hingga Sorong.
Sebab, dalam aksi ini, beberapa oknum mengeluarkan ucapan-ucapan bernada rasialis.
Baca: Gagal Temui Mahasiswa Papua di Surabaya, Fadli Zon: Tadinya Sudah Sepakat Ketemu
Baca: Rombongan DPR Gagal Temui Penghuni Asrama Mahasiswa Papua, Fadli Zon Pilih Lakukan Ini di Mobil
Berikut sejumlah fakta seputar kunjungan Fadli Zon bersama sejumlah anggota DPR lainnya di Asmara Mahasiswa Papua, dirangkum Tribunnews.com:
1. Fadli Zon dkk Kunjungi ke Asmara Mahasiswa Papua
Fadli Zon mengunjungi Asmara Mahasiswa Papua yang berada di Jalan Jalan Kalasan, Tambaksari, Surabaya.
Tak sendirian, Fadli Zon datang bersama dua rekannya, yaitu anggota DPR RI Komisi X Fraksi PDIP, Jimmy Demianus Ijie S dan Anggota DPR RI Komisi VI Fraksi Partai Gerindra, Steven Abraham.
Mereka ingin berkomunikasi dengan mahasiswa Papua yang menjadi penghuni asrama tersebut.
Dikutip dari Surya.co.id, Fadli Zon dkk datang pada pukul 11.33 WIB dengan mengendarai mobil Alphard warna hitam.
Beberapa saat kemudian, pintu tengah mobil terbuka dan dua pria berjalan beriringan menuju ke depan pagar asmara.
Satu di antaranya pakai kemeja batik lengan pendek bermotif gambar fauna burung elang dengan dominasi warna biru muda.
Sementara seorang lainnya, yang tampak mengenakan setelan jas formal tampak berjalan tertatih dibantu pegangan tongkat di belakang pria sebelumnya.
Keduanya berdiri menghadap ke depan pagar asrama yang dalam posisi tertutup.
Mereka tampak menempelkan layar ponsel ke daun telinga seperti sedang menelepon seseorang.
Tak sampai lima menit kemudian, mereka beranjak dari tempat mereka berdiri sebelumnya, lalu kembali lagi ke arah mobil Alphard yang mereka naiki tadi terparkir.
Di dalam mobil, ternyata di samping kiri sopir, duduk Fadli Zon yang juga sibuk menengok-nengok ke arah pagar asrama.
2. Fadli Zon Gagal Bertemu dengan Penghuni Asmara
Keinginan Fadli Zon dkk untuk menemui sejumlah penghuni Asmara Mahasiswa Papua di Surabaya harus bertepuk sebelah tangan.
Mereka gagal masuk karena penghuni asmara tidak mau membukakan pintu.
Sementara itu, di pagar teralis asrama sepanjang lima meter yang dimodel berpilin itu terdapat sebuah spanduk penolakan.
Spanduk itu bertuliskan 'Siapa pun yang datang kami tolak.'
Anggota DPR RI Komisi X Fraksi PDIP, Jimmy Demianus Ijie S mengakui rencana kunjungannya ke asrama tersebut gagal.
"Hari ini kami ingin kita bertemu dengan mereka bukan berarti gagal. Ini kesempatan yang tertunda saja," katanya.
Ia mengakui kedatangan rombongannya terbilang dadakan.
Sehingga besar kemungkinan itu menjadi sebab bagi para penghuni asrama enggan membukakan pintu.
"Karena kami pun datang tiba-tiba mungkin kami akan kembali dan mempersiapkan lagi," jelasnya.
Namun ia akan berusaha menemui mereka dengan berbagai cara, termasuk menggunakan pendekatan adat.
"Kami tetap akan mengupayakan dengan cara-cara pendekatan adat untuk bertemu dengan mereka," jelasnya.
Jimmy paham betul tipikal orang Papua yang lazim menyelesaikan berbagai masalah menggunakan pendekatan adat.
"Karena kalau di Papua, orang merasa malu itu, harus ditebus, harus dibayar gitu dan bayarannya mahal," tukasnya.
Rencananya, Jimmy bersama rombongan akan kembali lagi ke Jakarta, untuk mendiskusikan hal ini.
Mereka akan kembali ke Surabaya untuk berkomunikasi secara langsung dengan para penghuni asrama.
"Jadi mohon maaf ya kami kembali dulu, kami bicarakan dengan internal kami di Jakarta, lalu kembali lagi di Surabaya," kata dia.
3. Fadli Zon Bantah Ada Penolakan
Fadli Zon membantah adanya penolakan yang dilakukan penghuni Asmara Mahasiswa Papua terhadap kunjungannya dan rombongan.
Diketahui, untuk menjembatani komunikasi anggota DPR dengan mahasiswa Papua, Fadli Zon meminta bantuan Willem Wandik.
Willem Wandik merupakan warga Papua yang juga pernah lima tahun menghuni Asrama Mahasiswa Papua.
Ia dianggap memiliki kedekatan sehingga diharapkan bisa menjalin komunikasi.
Fadli Zon mengatakan, pihak mahasiswa Papua sudah menyatakan kesediaan untuk menemui anggota DPR RI.
Namun, tiba-tiba komunikasi terputus.
"Tadi ada kesediaan dialog dari mahasiswa Papua. Tapi tiba-tiba tidak ada komunikasi lagi, handphone-nya tidak bisa dihubungi."
"Namun, begitu kami akan upayakan lagi untuk bisa berdialog dengan mereka," kata Fadli Zon, dikutip dari Tribun Jatim.
Fadli Zon membantah adanya pengusiran yang dilakukan terhadap pihaknya.
"Jadi pengusiran tidak ada. Sebelumnya sudah komunikasi dengan Ketua Asrama, begitu sampai di sana handphonenya tidak bisa dihubungi," katanya.
Hal senada juga Fadli Zon cuitkan di akun Twitter sembari menjawab cuitan politisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon.
Menurut Fadli Zon, pihaknya sepakat untuk bertemu dengan para penghuni asmara.
Begitu rombongannya sampai di lokasi, ponsel ketua asrama dalam kondisi off.
Komunikasi itu dilakukan Willem Wandik yang pernah tinggal di asmara tersebut selama lima tahun.
"Tadinya sdh ok ketemu, tp begitu tiba di lokasi, hp ketua asramanya off."
"Yg menghubungi Pak Willem Wandik yg juga pernah tinggal di asrama itu selama 5 thn," tulis Fadli Zon.
4. Gelar Pertemuan Tertutup dengan Gubernur Jatim
Gagal bertemu dengan mahasiswa Papua, Fadli Zon akhirnya bertemu dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi.
Kedatangan Fadli Zon dkk disambut langsung oleh Khofifah, Kapolda Irjen Pol Luki Hermawan, dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak.
Selain Fadli Zon, anggota Tim Otsus yang hadir di antaranya Michel Watimena dari Fraksi Partai Demokrat, Willem Wandik dari Fraksi Demokrat, dan Steven Abraham dari Fraksi Partai Gerindra.
Total ada sebanyak 16 orang anggota DPR RI yang bertandang ke Grahadi.
"Selamat datang Pak, mari langsung ke dalam," kata Gubernur Khofifah.
Rombongan melakukan pertemuan tertutup di ruang kerja Gubernur Khofifah.
Sejumlah pejabat Pemprov Jatim juga mendampingi.
Sebelum memulai pertemuan tertutup, Willem Wandik sempat mengungkapkan maksud dan tujuan kedatangan para rombongan ke Jawa Timur.
Tujuan utamanya, untuk menelusuri tentang insiden mahasiswa Papua yang terjadi di Surabaya maupun di Malang.
"Kami ingin mengetahui yang sebenarnya terjadi terkait insiden mahasiswa Papua di Jawa Timur."
"Daripada kami mendengar atau membaca lewat internet, maka kami lebih baik langsung datang ke sini untuk mencari informasi yang sebenarnya," kata Willem dikutip dari Surya.
5. Akan Investigasi Kader Gerindra yang jadi Korlap Aksi di Asrama Papua
Ada dugaan keterlibatan kader Gerindra saat kericuhan di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya yang diduga memicu konflik yang lebih besar di Papua.
Fadli Zon pun berjanji akan melakukan investigasi terkait hal tersebut.
Dia mengaku tak tahu, korlap aksi tersebut adalah kader Parpol Gerindra.
"Saya enggak pernah tahu itu," katanya.
Kendati demikian, pihaknya akan mencoba melakukan investigasi atas dugaan tersebut.
"Nanti akan kami investigasi," ujarnya, dikutip dari Surya.
Atas kasus tersebut, Fadli Zon mengaku tidak mengambil kesimpulan terlalu cepat, dalam melihat dugaan tersebut.
"Kami ingin redakan ini, kami tidak mau mengambil satu kesimpulan yang terlalu dini," jelasnya.
Ia mengaku, ingin menunggu hasil penyelidikan dari pihak berwenang.
"Kami ingin dengarkan hasil-hasil mungkin dari pihak yang mempunyai kewenangan untuk itu," kata Wakil Ketua Parpol Gerindra itu.
"Kami dari pengawasan ikut membantu mempercepat penyelesaian ini dengan cepat," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Surya/Luhur Pambudi/Fatimatuz Zahro)