Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu nama yang gagal dalam seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah Laode M. Syarif, yang tak lain adalah Wakil Ketua lembaga antirasuah periode 2015-2019.
Selain Laode M Syarif, adapula 19 capim KPK yang tak lolos dalam seleksi tahap profile assessment ini.
Baca: 4 Polisi dan 3 Jaksa Lolos, Pansel Capim KPK: Tak Ada Kuota Tertentu, Kami Pilih yang Terbaik
Baca: KPK Sukses di Era Irjen Ruki dan Bibit, IPW: Kenapa Alergi dengan Capim Polisi?
Merespons hal tersebut, kepada Tribunnews.com, Laode M Syarif mengaku biasa saja saat mengetahui namanya tidak masuk ke 20 besar tahapan seleksi calon pimpinan KPK berikutnya.
“Perasaan saya biasa saja ketika tidak lulus ke 20 besar," ujar Laode M Syarif, dibubuhi emoji senyum, Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Laode pun kembali mengingatkan soal pernyataannya di Gedung Lemhanas, Jakarta, pada Jumat (9/8/2019).
Kala itu, Laode hendak mengikuti tes profile assessment.
Sebelum mengikuti tes, dia sempat berkata, "Saya tidak pernah percaya diri, kalau dibutuhkan alhamdulillah, kalau tidak dibutuhkan lagi alhamdulillah bisa membantu."
Pernyataan itu lah yang kembali diutarakan Laode kepada pewarta.
"Sebagaimana yang saya kemukakan sebelum-sebelumnya: ‘lulus alhamdulillah, tidak lulus, juga alhamdulillah'," katanya.
Ketua Pansel Capim KPK Yenti Ganarsih mengatakan 20 nama yang tak diloloskan pihaknya sudah berdasarkan sejumlah pertimbangan matang. Salah satunya yaitu penelusuran rekam jejak.
"Pada umumnya profile assessment, profile assessment itu kan ada rekam jejak juga, dan kita juga sudah mulai memasukkan hasil tracking-nya," ujar Yenti di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Trisakti itu tak menjelaskan secara merinci penyebab 20 nama lainnya tersingkir dari seleksi capim KPK.
Menurut Yenti, nama-nama yang lolos saat ini sudah disaring berdasarkan kriteria yang ditentukan pansel.