Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KRI Ahmad Yani-351 berhasil mengidentifikasi kondisi akhir bangkai KM Santika Nusantara setelah pesawat CN 235 sebagai pesawat surveillance udara TNI AL berhasil menemukannya dalam kondisi terapung di posisi Barat Laut Pulau Bawean pada Senin (26/8/2019) siang.
Komandan KRI Ahmad Yani-351 Letkol Laut (P) Bagus Badari Amarullah mengatakan kapal penumpang yang mengalami insiden kebakaran tersebut diketahui berada pada posisi 05°15.080' S / 113°10.920' T sebelah barat dari posisi KRI AMY-351 dengan jarak 40 Nm.
Ia mengatakan, selanjutnya KRI Ahmad Yani-351 melaksanakan pengeplotan dan rencana pendekatan dan kesiapan recovery korban oleh KRI AMY-351 menuju diduga KM Santika Nusantara.
Baca: Pesawat TNI AL Temukan Bangkai KM Santika Nusantara di Pulau Bawean
Baca: Latihan Gabungan TNI 2019 Resmi Dibuka
Baca: Marak Kasus TNI Gadungan: Gonta-ganti Pangkat, Tiduri 16 Wanita hingga Oknum Ini Tak Tahu Kantornya
Baca: Panglima TNI Tinjau Karhutla di Palangkaraya
"Adapun kondisi akhir KM Santika Nusantara yang berhasil teridentifikasi oleh KRI Ahmad Yani-351 setelah berhasil mendekat yakni asap tebal masih tampak mengepul dari arah haluan dan buritan kapal yang berasal dari anjungan yang terbakar," kata Bagus dalam keterangan resmi Dinas Penerangan Koarmada II pada Senin (26/8/2019).
Bagus mengatakan kemudian sekoci penyelamat lambung kanan dalam posisi menggantung karena tidak berhasil meluncur, sementara sekoci penyelamat di lambung kiri masih tetap dalam posisi semula sementara garis batas permukaan air masih berada diatas air.
“Dari hasil koordinasi lanjut yang berjalan secara intens dengan pesawat patroli maritim udara CN-235 TNI AL dan Basarnas, kami segera meluncur ke lokasi ditemukannya bangkai KM Santika Nusantara untuk mengamankan, melokalisir dan mengidentifikasi area kapal tersebut," kata Bagus.
Bagus menambahkan jika KRI Ahmad Yani-351 akan tetap berada di sekitar lokasi terapungnya KM Santika Nusantara untuk pengamanan dan melaporkan situasi kondisi secara periodik, sebelum bangkai kapal nahas tersebut dibawa menuju Surabaya