TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah aksi unjuk rasa yang digelar warga Papua berakhir dengan kerusuhan beberapa waktu ini.
Terkait kerusuhan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas dengan Jusuf Kalla (JK) dan sejumlah menteri.
Seusai rapat terbatas tersebut, Wiranto membeberkan soal penumpang gelap dalam kerusuhan Papua.
Kerusuhan kembali terjadi dalam aksi unjuk rasa di Jayapura pada Kamis (29/8/2019).
Dampak dari kerusuhan tersebut, sejumlah bangunan di Jayapura diamuk massa.
Sejumlah bangunan tersebut menjadi sasaran pembakaran dan penjarahan.
Aksi anarkis ribuan massa bahkan berlangsung hingga Kamis malam.
Baca: Didampingi LBH Jakarta, Sejumlah Mahasiswa asal Papua Sambangi Polda Metro Jaya
Baca: Jokowi Instruksikan Pemulihan Papua Segera: Saya Percaya Warga Papua Cinta Damai
Akibatnya, aktivitas di Jayapura pada Jumat (30/8/2019) menjadi lumpuh.
Ribuan massa juga menduduki kantor Gubernur Papua hingga Jumat pagi.
Beruntung polisi dapat membubarkan massa.
Setelah melakukan kunjungan di Jawa Tengah, Presiden langsung memimpin rapat terbatas membahas soal kerusuhan yang terjadi di Papua, Jumat (30/8/2019) malam.
Rapat tersebut digelar di Istana Merdeka dan dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri.
Baca: Kemarin Malam, Jokowi Panggil Sejumlah Menteri, Gelar Rapat Terbatas Bahas Gejolak di Papua
Baca: Ratapan Endang, Istri Sertu Rikson Korban Rusuh di Papua tak Henti Menangis Sambil Peluk Nisan
Rapat yang dimulai pukul 19.24 WIB dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Kepala BIN Budi Gunawan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Saat membuka rapat, Jokowi menekankan soal pemberian tindakan tegas bagi mereka yang melanggar hukum.
"Rapat terbatas kita bahas mengenai penanganan di Papua dan saya berharap disampaikan jaga keamanan dan jaga ketertiban. Ada aturan keamanan, tindak tegas yang melanggar hukum," kata Jokowi dikutip dari Kompas.com.
Setelah menyampaikan kalimat pembuka, Jokowi menggelar rapat secara tertutup.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, pemerintah telah mengantongi identitas pihak yang menjadi penumpang gelap dalam kerusuhan di Papua.
Dikatakan Wiranto, laporan lengkap soal adanya penumpang gelap tersebut telah dilaporkan kepada Jokowi dalam rapat terbatas.
Ada pihak yang disebut secara sengaja melakukan provoksi untuk menciptakan kekacauan.
"Memang rusuh ini ada yang menunggangi, mengompori, memprovokasi, ada yang sengaja dorong terjadi kekacauan," katanya, usia rapat terbatas.
Masih mengutip dari sumber yang sama, Kapolri dan BIN telah mengetahui siapa sosok dibalik rusuhnya Papua.
Pihak tersebut juga mencoba untuk mengambil keuntungan.
Wiranto kemudian memperingatkan pihak tersebut untuk menghentikan aksinya.
"Dari laporan tadi BIN, Kapolri, kita tahu siapa yang coba dapat keuntungan dari kerusuhan ini. Kita peringatkan siapa pun dia, hentikan itu, karena itu hanya ingin buat suasana instabil," katanya.
Namun terkait siapa sosok tersebut, Wiranto enggan menyebutkan.
Wiranto mengatakan, Jokowi tak ingin ada tindakan represif dari aparat.
Jokowi disebut menginginkan penanganan kerusuhan dengan tidakan yang persuasif atau lunak.
(Tribunnews.com/Miftah)